Page 49 - Intensifikasi Pengawasan Pangan Jelang Natal Tahun 2020 dan Tahun Baru 2021_Neat
P. 49
Judul : Badan POM Intensifkan Pengawasan Pangan Menjelang Nataru
Nama Media : koranindonesia.id
Tanggal : 25 Desember 2020
Halaman/URL : https://koranindonesia.id/badan-pom-intensifkan-pengawasan-
pangan-menjelang-nataru/
Tipe Media : Online
Badan Pengawas Obat dan Makanan
(Badan POM) melakukan intensifikasi
pengawasan pangan di seluruh wilayah
Indonesia menjelang Natal 2020 dan
Tahun Baru 2021, sebagai bentuk
pengawasan post-market yang dilakukan
untuk melengkapi pengawasan rutin,
selain kegiatan operasi/pengawasan dengan target khusus.
Langkah ini sekaligus untuk mengantisipasi potensi bahaya produk pangan Tidak
Memenuhi Ketentuan (TMK) yang cenderung meningkat pada hari-hari besar,
sebagai akibat meningkatnya permintaan (demand) dan persediaan (supply)
kebutuhan pangan.
“Melalui intensifikasi yang dilakukan oleh 33 Balai Besar/Balai POM dan 40 Kantor
Badan POM di kabupaten/kota di seluruh Indonesia, pengawasan berfokus pada
pangan olahan Tanpa Izin Edar (TIE)/ilegal, kedaluwarsa, dan rusak. Intensifikasi ini
sudah dimulai sejak akhir November 2020,” ungkap Kepala Badan POM RI, Penny
K. Lukito, dalam konferensi pers, Rabu (23/12/2020).
Dalam intensifikasi pengawasan tahun ini, Badan POM memeriksa 2.687 sarana
distribusi pangan, berupa importir, distributor, grosir, dan ritel. Hasilnya, 982 sarana
distribusi TMK (36,55%). Pangan kedaluwarsa mendominasi pelanggaran yang
ditemukan, yaitu sebanyak 60.656 kemasan (63,07%). Diikuti dengan pangan ilegal
sebanyak 31.316 kemasan (32,56%) dan pangan rusak sebanyak 4.201 kemasan
(4,37%).
Berdasarkan lokasi temuan, pangan kedaluwarsa banyak ditemukan di Baubau,
Bengkulu, Sofifi, Manggarai Barat, dan Banda Aceh. Pangan ilegal banyak
ditemukan di Baubau, Surakarta, Tangerang, Bengkulu, dan Tarakan. Sementara
pangan rusak banyak ditemukan di Kendari, Baubau, Manado, Sorong, dan Sofifi.
Menurut Kepala Badan POM, dibandingkan dengan intensifikasi pengawasan
pangan tahun 2019 pada periode yang sama, terdapat sedikit perbedaan, antara lain
pada mekanisme pemeriksaan dan jumlah sarana distribusi yang diperiksa.
Jika di tahun 2019, pemeriksaan dilakukan secara onsite untuk 3.594 sarana
distribusi pangan (importir, distributor, grosir, dan ritel), maka di tahun 2020 ini,
sebanyak 2.687 sarana distribusi dilakukan pemeriksaan yang dioptimalkan melalui