Page 173 - Karya dan Kinerja Melewati Multi Krisis: Pandemi COVID-19
P. 173

mempercepat pemenuhan standar dari segi keamanan, khasiat, dan
               mutu  obat  COVID-19.
                   Kasus COVID-19 yang terus bertambah dan meningkat tajam
               sejak 2020  membuat BPOM RI harus  melakukan langkah cepat,
               na mun tepat dalam menanggulangi pandemi. Pada Juni  2020,
               BPOM RI menerbitkan izin  penggunaan darurat atau emergency
               use  authorization  (EUA)  untuk  penggunaan obat  COVID-19
               klorokuin dan hidroksiklorokuin pada pasien COVID-19.
                   BPOM RI terus melakukan pemantauan keamanan peng gu na-
               an obat  setelah memperoleh izin EUA. Pada tanggal 3 Juni 2020
               di ter bit kanlah  informasi keamanan penggunaan klorokuin  dan
               hi dro ksiklorokuin mengenai kehati-hatian tentang adanya risiko
               gang guan jantung berupa perpanjangan interval QT. Berdasarkan
               isu itu pula, dilakukan monitoring secara intensif terhadap peng-
               gu naan klorokuin dan hidroksiklorokuin pada pengobatan
               COVID-19.
                   Pada akhir Oktober 2020 diperoleh hasil penelitian obser-
               vasional selama 4 bulan di 7 rumah sakit di Indonesia. Hasilnya
               menunjukkan bahwa dari  213  kasus yang  mendapatkan klorokuin
               atau  hidroksiklorokuin  diketahui  28,2%  terjadi  gangguan  ritme
               jantung berupa perpanjangan interval QT. Hal tersebut me nun-
               jukkan bahwa penggunaan klorokuin dan hidroksiklorokuin pada
               pengobatan COVID-19 memiliki risiko yang lebih besar dari man -
               faat nya. BPOM RI merespons cepat dengan segera mencabut EUA
               klorokuin dan hidroksiklorokuin untuk pengobatan COVID-19
               pada November 2020.
                   BPOM RI  juga menerbitkan EUA untuk sejumlah  jenis obat
               lain nya. Misalnya  obat Paxlovid,  tablet salut  selaput sebagai obat
               COVID-19, setelah sebelumnya menerbitkan EUA untuk anti-
               vi rus Favipiravir dan Remdesivir (2020), antibodi monoklonal
               Regdanvimab (2021), serta Molnupiravir (2022). Adanya tambahan
               jenis  antivirus untuk  penanganan COVID-19 yang  memperoleh
               EUA ini menjadi salah satu alternatif penatalaksanaan COVID-19
               di Indonesia. Paxlovid merupakan terapi antivirus inhibitor pro-
               tease SARS­CoV­2 yang dikembangkan dan diproduksi Pfizer.
                   Paxlovid yang disetujui berupa tablet dalam bentuk kom bi-
               pak, yang terdiri dari Nirmatrelvir 150 mg dan Ritonavir 100 mg
               dengan indikasi  untuk  mengobati COVID-19 pada orang dewasa



                                                                       129
   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178