Page 159 - Badan POM Serahkan Sertifikat CPOB kepada PT Biotis untuk Dukung Produksi Vaksin Merah Putih
P. 159

"Kami punya teknologi untuk isolat virus. Jadi sampai saat ini kita punya varian Delta
               ada 7 [isolat] dan itu kita siapkan untuk uji tantang," ujar Fedik dalam konferensi pers
               usai pemberian sertifikat CPOB dari BPOM ke PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia,
               dilihat dari YouTube BPOM, Rabu (18/8).

               Menurutnya, isolat  varian Delta yang mereka gunakan itu berasal dari hasil whole
               genome sequencing.

               Vaksin Merah Putih Unair: Hasilkan Imunogenisitas Baik, Siap Produksi Awal
               2022

               Vaksin  Merah  Putih  yang  dikembangkan  oleh  Universitas  Airlangga  (Unair)  telah
               menunjukkan  hasil  yang  baik.  Setelah  melalui  berbagai  proses  yang  panjang,  kini
               vaksin COVID-19 tersebut akan segera diujikan kepada manusia.

               Ketua  Tim  Peneliti  Vaksin  Merah  Putih  Unair,  Prof  Fedik  Abdul  Rantam,
               mengungkapkan sebenarnya ada lima platform yang turut dikembangkan untuk vaksin
               ini.  Namun,  pihaknya  memilih  inactivated  virus  atau  platform  yang  sama  dengan
               vaksin Sinovac.

               "Memang tidak hanya vaksin Merah Putih dari Unair saja, tapi dari beberapa institusi
               juga mengembangkan. Unair sendiri punya lima platform tapi saat ini yang terpilih
               yang model inactivated. Ada model peptide, vaksin tetes oral, kemudian ada cocktail,
               ada  adenovirus  system,"  kata  Prof.  Fedik  dalam  keterangan  pers  virtualnya  di
               YouTube BPOM, Rabu (18/8).

               Saat ini, vaksin Merah Putih buatan Unair masih dalam tahap uji praklinis kedua yang
               dilakukan  pada  hewan.  Walau  proses  praklinis  masih  berjalan,  ia  mengatakan
               vaksinnya memperlihatkan respons baik, khususnya dari sisi imunogenisitas.

               "Terkait  dengan  kemajuan  penelitian  ini  memang  kami  sudah  sampaikan  pada  uji
               praklinis 1 dan 2, 1 hasilnya baik dari sisi imunogenisitas. Dan pendekatan respons
               imunnya  dan  menghasilkan  hasil  yang  menjanjikan.  Dan  ini  dasar  kami
               mengembangkan ke praklinis fase kedua yang sedang berjalan," jelas Fedik.

               Ia masih belum bisa membeberkan hasil dari praklinis kedua tersebut. Namun, Fedik
               yakin hasil uji coba yang diberikan pada hewan makaka (sejenis monyet) tersebut
               sangatlah baik.

               Dengan adanya tren baik ini, maka vaksin Unair punya peluang besar untuk dilakukan
               uji klinis kepada manusia. Selain itu, PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia juga telah
               meneken kerja sama dengan Unair untuk memproduksi vaksin tersebut. Rencananya,
               vaksin ini akan diproduksi pada semester pertama tahun 2022 mendatang.
   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163