Page 25 - E - Klipping Pemberitaan BPOM Terkait Diseminasi Inwas Nataru
P. 25

Intensifikasi dilakukan di 76 Unit Pelaksana Tugas (UPT) BPOM di seluruh Indonesia secara serentak
                 dengan pengawasan yang dilakukan pada importir, distributor, dan retail.

                 Dua puluh tujuh merek produk ikan kaleng olahan sarden ditarik dari peredaran. BPOM mengimbau
                 produsen menarik produknya dari pasaran secepatnya.


                 Intensifikasi Pengawasan Dilakukan di Toko Online
                 Plt Kepala BPOM: Jangan Sampai Ritual Bagi-Bagi Makanan di Momen Nataru Membawa
                 Malapetaka. Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

                 Selain di toko yang menjual barang secara fisik, lanjut Rizka, intensifikasi pengawasan pangan juga
                 dilakukan di e-commerce atau toko online.


                 Pengawasan ini dilakukan sejak 1 Desember 2023 dan akan berakhir pada 3 Januari 2024.

                 “Sejak tanggal 1 Desember 2023 sampai 3 Januari 2024 kegiatan ini akan dilakukan dengan terbagi
                 dalam lima tahap waktu. Saat ini sudah sampai tahap ketiga, 21 Desember 2023.”


                 Di tahap ketiga ini, sudah dilakukan pemeriksaan pada 2.434 sarana yang terdiri dari 1.123 sarana
                 retail modern, 833 sarana retail tradisional, 44 gudang distributor, 23 gudang importir, dan 4 gudang
                 e-commerce.
                 730 Sarana Jual Produk yang Tak Penuhi Ketentuan
                 Plt Kepala BPOM: Jangan Sampai Ritual Bagi-Bagi Makanan di Momen Nataru Membawa
                 Malapetaka. Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

                 Hasil intensifikasi pengawasan pangan menunjukkan terdapat 730 sarana atau 29,98 persen yang
                 menjual produk tidak memenuhi ketentuan.


                 “Sarana tersebut terdiri dari retail modern 16 persen, retail tradisional 12 persen, gudang distributor
                 1,48 persen, gudang e-commerce 0,12 persen, dan gudang importir 0,04 persen,” ujar Rizka.

                 Sementara, dari sisi produk, jumlah produk yang tidak memenuhi ketentuan sebanyak 86.034 buah. Ini
                 terdiri dari 4.441 item dengan rincian kondisi sebagai berikut:


                   Tanpa izin edar 52,90 persen dengan nilai ekonomi Rp1.339.513.116.
                   Kedaluwarsa 41,41 persen dengan nilai ekonomi Rp253.574.973.
                   Rusak 5,69 persen dengan nilai ekonomi Rp44.923.614.


                 “Total nilai ekonomi temuan pangan yang tidak memenuhi ketentuan ini sebesar Rp1,6 miliar
                 (Rp1.538.011.903).”
                 Wilayah dengan Temuan Pangan Tak Memenuhi Ketentuan Tertinggi
                 Plt Kepala BPOM: Jangan Sampai Ritual Bagi-Bagi Makanan di Momen Nataru Membawa
                 Malapetaka. Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30