Page 9 - Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Badan POM dengan MAFINDO
P. 9
Judul : Kepala BPOM: Hoaks Menjadi Salah Satu Bentuk Bioterorisme
Nama Media : liputan6.com
Tanggal : 21 Oktober 2019
Halaman/URL: https://www.liputan6.com/health/read/4091469/kepala-bpom-hoaks-
menjadi-salah-satu-bentuk-bioterorisme
Tipe Media : Media Online
Jakarta Beredarnya berita bohong
atau hoaks terkait obat dan makanan
seringkali memicu ketakutan dan
kecemasan di masyarakat. Hoaks
yang beredar berujung memicu
munculnya penolakan dari
masyarakat dalam mengonsumsi
obat atau makanan tertentu.
"Hoaks yang dikaitkan dengan obat
dan makanan itu semacam bioterrorism. Karena menyerang pikiran kita, jadi
menimbulkan ketakutan lewat informasi terkait penyakit atau makanan," ucap Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Penny K. Lukito, Senin
(21/10/2019).
Pemikiran yang keliru dapat menjadi landasan dalam pengambilan keputusan yang
salah dalam mengonsumsi obat dan makanan. Tak hanya itu, hoaks yang muncul
terkait obat dan makanan dapat berpengaruh pada pola pikir konsumen dalam
membeli produk yang bersangkutan.
"Jika dikaitkan dengan para pedagang maka ini menjadi tidak fair. Hoaks yang beredar
bisa menjatuhkan produk tertentu atau brand tertentu misalnya," jelas Penny dalam
acara Penandatanganan Kesepakatan BPOM dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia
(MAFINDO) di Aula Gedung C, BPOM, Jakarta Pusat.
Bekerja sama dengan MAFINDO
Setiap bulannya, MAFINDO mencatat setidaknya ada 60-100 hoaks yang beredar.
Pada tahun 2018, enam persen di antara hoaks yang beredar terkait dengan isu
kesehatan yakni persoalan obat dan makanan
"Isu kesehatan tidak boleh dianggap remeh karena hoaks terkait obat dan makanan
pada umumnya mengandung unsur yang membawa kecemasan dan ketakutan," ucap
Ketua Presidium MAFINDO, Septiaji Eko Nugroho.
Septiaji menjelaskan, contoh hoaks yang cukup meresahkan dan menimbulkan
korelasi terhadap bidang kesehatan adalah vaksin. Belum lama ini beredar hoaks
mengenai vaksin yang ternyata membawa dampak pada penolakan masyarakat
dalam melakukan vaksin.