Page 6 - Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Badan POM dengan MAFINDO
P. 6
Judul : Berantas Hoaks Obat dan Makanan, BPOM Gandeng MAFINDO
Nama Media : gatra.com
Tanggal : 21 Oktober 2019
Halaman/URL: https://www.gatra.com/detail/news/452325/kesehatan/berantas-
hoaks-obat-dan-makanan-bpom-gandeng-mafindo
Tipe Media : Media Online
Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan
Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) RI, Penny K.
Lukito, mengatakan, terdapat tiga
jilid buku berisi temuan hoaks (hoax)
tentang pangan. Oleh karena itu,
BPOM bekerja sama dengan
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia
(MAFINDO) menandatangani
Kesepakatan Bersama Ajak
Masyarakat Lawan Hoaxs Obat dan
Makanan di Aula Gedung C Badan
POM, Jakarta Pusat, Senin (21/10).
"Hoaks selalu membuat resah masyarakat dan sebenarnya salah satu bentuk
bioterrorism yang menyerang pikiran. Karena membawa kecemasan dan ketakutan di
masyarakat. Selain itu juga, hoax ini bisa mengganggu dunia perdagangan yang
menjatuhkan beberapa brand tertentu," ucapnya.
Penny berharap bahwa kerja sama ini dapat merespons, mencegah, dan melawan
berbagai informasi yang tidak benar terkait dengan obat, obat herbal, makanan dan
make up. Selain itu, juga bisa memberikan akses kepada sumber informasi yang
benar dan cepat memberikan klarifikasi kepada masyarakat.
"Ke depannya, BPOM dan MAFINDO berharap MOU ini bisa diimplementasikan
dalam kegiatan rutin dengan tujuan memberikan informasi dan edukasi kepada
masyarakat terkait berita hoax mengenai obat dan makanan. Kita juga akan membuka
forum komunikasi intensif dan membuat web seminar melalui teleconference dengan
1700 mahasiswa farmasi di seluruh Indonesia," ujarnya.
Dalam kerja sama ini, MAFINDO bertugas sebagai kepanjangan tangan dari Badan
POM yang akan melaporkan berbagai informasi hoaks terkait obat dan makanan.
MAFINDO memiliki 500 relawan di 17 kota di seluruh Indonesia yang akan membantu
proses monitoring informasi hoaks dan melaporkan kepada Badan POM setempat.
Kemudian, membantu menyebarkan informasi klarifikasi dari Badan POM.
"Mengenai tindak lanjut pihak penyebar hoax, kami serahkan kepada pihak kepolisian
dan intelijen negara. Namun memang harus ada satu contoh kasus yang ditangani
pihak intelijen sehingga penyebaran hoax ini tidak berlanjut," katanya.