Page 47 - Keterangan Pers Kepala Badan POM dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 di Istana Kepresidenan Jakarta
P. 47

Kandidat vaksin covid-19 ini telah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari
               Regulator  Pengawas  Obat  Republik  Rakyat  Tiongkok  (RRT),  yaitu  National  Medicines
               Products Administration (NMPA) pada Juli 2020 berdasarkan hasil uji klinis fase 1 dan 2 dan
               telah mendapatkan sertifikasi halal. Hasil uji klinis tersebut juga telah dipublikasi di JAMA
               (The Journal of American Medical Association).

               Dalam  pertemuan  dengan  CEO  Group-42  (G-42)  Peng  Xiao,  juga  dibahas  adanya
               kesempatan bagi industri farmasi di Indonesia untuk menjadi bagian dalam proses transfer
               teknologi produksi vaksin tersebut, yang dapat digunakan baik untuk di Indonesia maupun di
               ekspor ke negara lain. Hal tersebut disambut baik, mengingat saat ini kesiapan industri vaksin
               di UEA belum tersedia dalam waktu dekat.

               "Dialog dan kerja sama antara Badan POM dan Kemkes UEA akan sangat bermanfaat untuk
               memastikan akses yang cepat atas vaksin tesebut melalui proses regulatori yang terarah dan
               sejalan  dengan  standar  internasional.  Hal  ini  akan  mendorong  percepatan  pemberian  EUA
               tepat pada waktunya," kata Penny.

               Kedua lembaga sepakat untuk menuangkan dukungan kolaborasi dalam bentuk Memorandum
               of Understanding (MoU) sebagai platform untuk mengawal proses regulasi di bidang obat
               dan vaksin dan kerja sama untuk pengembangan industri farmasi di kedua negara.

               Khusus untuk pengembangan vaksin covid-19 dalam rangka menyediakan kapasitas produksi
               komersial yang besar, terdapat peluang menggunakan sarana produksi Bio Farma, mengingat
               saat  ini  di  UEA  sedang  dalam  taraf  pembangunan  industri  vaksin.  Pemerintah  UEA
               mengharapkan  adanya  kerja  sama  yang  saling  menguntungkan  (mutual  benefit)  untuk
               mengawal ketersediaan vaksin yang aman, berkualitas, dan efektif di kedua negara.

               Kepala  Badan  POM  UEA  Amin  Hussain  Al  Amiri  menaruh  apresiasi  yang  tinggi  kepada
               Indonesia  terhadap  komitmen  kuat  antara  pejabat  tinggi  kedua  negara  dalam  mendukung
               kolaborasi untuk mengembangkan vaksin covid-19 dalam memenuhi kebutuhan Indonesia.

               Sebagai langkah awal kerja sama, kedua regulator sepakat untuk melakukan joint assessment
               serta sharing data terkait  assessment report vaccine dari Sinopharm  yang rencananya  akan
               disampaikan  oleh  G-42  pada  bulan  September  atau  Oktober  2020,  hal  tersebut  dapat
               mempercepat  proses  evaluasi  terhadap  data  khasiat,  keamanan,  dan  mutu  vaksin  dari
               Sinopharm.

               "Kerja  sama  ini  dapat  menguntungkan  Indonesia  dalam  segi  memenuhi  kebutuhan  vaksin
               COVID-19  dan  membuka  peluang  industri  farmasi  Indonesia  melakukan  ekspor  obat  dan
               vaksin  Indonesia  ke  negara-negara  Timur  Tengah  melalui  UEA  sebagai  hub  sekaligus
               mendorong implementasi Rencana Aksi OKI untuk mendukung kemandirian obat dan vaksin
               di negara anggota OKI," pungkas Penny.

               Kunjungan Kepala Badan POM ini menindaklanjuti pertemuan pada 19-21 Agustus 2020 lalu
               yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Badan Usaha Milik
               Negara  (BUMN)  RI  Erick  Thohir  ke  Tiongkok  dan  UEA.  Kunjungan  tersebut  berhasil
               mendapatkan komitmen UEA untuk menyediakan 10 juta vaksin covid-19 untuk Indonesia
               melalui kerja sama antara perusahaan G-42, UEA dengan Sinopharm, Tiongkok dan Kimia
               Farma. (Fer/H-2)
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52