Page 23 - AYO BUANG SAMPAH OBAT
P. 23
Judul : Masyarakat Bisa Bantu Entaskan Obat Ilegal, Ini Caranya!
Nama Media : ayobandung.com
Tanggal : 1 September 2019
Halaman/URL : https://www.ayobandung.com/read/2019/09/01/62253/masyarakat-bisa-
bantu-entaskan-obat-ilegal-ini-caranya
Tipe Media : Online
JAKARTA, AYOBANDUNG.COM --
Sebagai upaya mengantisipasi
peredaran obat ilegal maupun
penyalahgunaannya, Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM) meminta
masyarakat membuang sampah obat-
obatan. Kepala BPOM Penny K Lukito
mengatakan, obat tersebut dapat
merupakan obat yang sudah tak
dikonsumsi maupun yang kadaluwarsa.
Untuk membuangnya pun tak
sembarang. Terdapat apotek-apotek di
15 kota atau kabupaten yang ditunjuk menjadi tempat penerimaan obat-obat yang tak terpakai
itu. "Masyarakat bisa menyerahkan sampah obat-obatan itu ke 1.000 apotek di 15 kota yang
ditunjuk menjadi pilot project tempat penerimaan obat yang tidak terpakai maupun obat yang
sudah kedaluwarsa," ujarnya saat ditemui di Aksi Nasional Pemberantasan Obat Ilegal dan
Penyalahgunaan Obat – Ayo Buang Sampah Obat, di Jakarta, Minggu (1/9/2019).
Adapun 15 apotek tersebut tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Serang,
Banjarmasin, Mataram, Makassar, Medan, Kendari, Pekanbaru, Palembang, Yogyakarta,
Denpasar, dan Batam. Di tempat itu, telah disediakan tempat sampah untuk obat-obatan ini.
"Kemudian nanti akan diproses, sortir obat yang tidak terpakai tetapi belum kedaluwarsa dan
kondisinya masih baik, aman ke rumah sakit yang membutuhkan. Sedangkan obat yang
sudah kedaluwarsa disalurkan ke pembuangan limbah bahan beracun berbahaya (B3),"
katanya.
Ia mengajak masyarakat ikut aktif membuang sampah obat ke apotek tersebut karena ini
sebagai salah satu upaya untuk mendukung pemberantasan obat ilegal dan penyalahgunaan
obat oknum tidak bertanggung jawab.
Karena itu Badan POM menerapkan kebijakan berbasis kolaboratif dan sinergisme bersama
lintas sektor khususnya organisasi profesi Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) melalui Gerakan
Waspada Obat Ilegal (WOI).
Gerakan ini dilatarbelakangi dengan maraknya kasus peredaran obat ilegal termasuk palsu
dengan pemanfaatan obat-obat kedaluwarsa dan rusak.
"Termasuk kemasan obat yang tidak termusnahkan secara baik dan oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab digunakan untuk keperluan produksi obat ilegal melalui pemanfaatan baik
sebagai bahan baku (re-use) dan pelabelan ulang (re-labeling) dengan modus sederhana
seperti perubahan/perpanjangan tanggal kedaluwarsa,” ujarnya.