Page 42 - AYO BUANG SAMPAH OBAT
P. 42

Judul          : Sejumlah Apotek di 15 Kota Jadi Tempat Buang Sampah Obat,
                              Termasuk di Pekanbaru dan Batam
               Nama Media  : goriau.com

               Tanggal        : 1 September 2019

               Halaman/URL : https://www.goriau.com/serbaserbi/sejumlah-apotek-di-15-kota-jadi-tempat-
               buang-sampah-obat-termasuk-di-pekanbaru-dan-batam.html

               Tipe Media     : Online

                                                                     JAKARTA  - Badan  Pengawas  Obat
                                                                   dan  Makanan  (BPOM)  telah  menunjuk
                                                                   sejumlah apotek di 15 kota di Indonesia
                                                                   sebagai  tempat  membuang  sampah
                                                                   obat-obatan.    Masyarakat      diminta
                                                                   membuang  sampah  obat-obatan  pada
                                                                   apotek yang sudah ditunjuk tersebut.

                                                                   Dikutip  dari  republika.co.id,  Kepala
                                                                   BPOM  Penny  Kusumastati  Lukito
                                                                   mengatakan, penunjukan apotek-apotek
                                                                   sebagai tempat sampah obat-obatan itu
                                                                   dimaksudkan mengantisipasi peredaran
               obat ilegal maupun penyalahgunaan obat.

               Dijelaskan  Penny,  apotek-apotek  yang  ditunjuk  sebagai  tempat membuang  sampah obat-
               obatan itu ada di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Serang, Banjarmasin, Mataram,
               Makassar, Medan, Kendari, Pekanbaru, Palembang, Yogyakarta, Denpasar dan Batam.

               Di sejumlah apotek di 15 kabupaten/kota tersebut sudah disediakan tempat untuk sampah
               obat-obatan. ''Nanti akan diproses, sortir obat yang tidak terpakai, tetapi belum kedaluwarsa
               dan kondisinya masih baik, aman (diberikan) ke rumah sakit yang membutuhkan. Sedangkan,
               obat yang sudah kedaluwarsa disalurkan ke pembuangan limbah bahan beracun berbahaya
               (B3),''  tutur  Penny  saat  ditemui  di  Aksi  Nasional  Pemberantasan  Obat  Ilegal  dan
               Penyalahgunaan Obat–Ayo Buang Sampah Obat, di Jakarta, Ahad (1/9).

               BPOM meyakini, tiap rumah memiliki obat yang tidak terpakai, tetapi belum kedaluwarsa. Ia
               menuturkan, jumlah obat dalam rumah tangga ini kalau dikumpulkan jumlahnya besar. Selain
               itu, saat ini, kebiasaan masyarakat masih sering membuang sampah obat kedaluwarsa atau
               yang belum secara sembarangan. Padahal, jika obat-obat itu dikelola dengan baik, masih ada
               kemungkinan untuk bisa digunakan kembali.
               ''Masyarakat bisa mengumpulkan sampah obat ke apotek di bawah pengawasan profesional
               apoteker supaya bisa dikonsumsi orang yang membutuhkan. Masyarakat bisa menyerahkan
               sampah obat-obatan itu ke seribu apotek di 15 kota yang ditunjuk menjadi pilot project tempat
               penerimaan obat yang tidak terpakai maupun obat yang sudah kedaluwarsa,'' ujar Penny.
               Menurut Penny, gerakan buang sampah di apotek ini sebagai salah satu upaya mendukung
               pemberantasan obat ilegal dan penyalahgunaan obat oleh oknum yang tidak bertanggung
               jawab. Penny mengatakan, gerakan ini harus dilakukan secara sinergi oleh berbagai pihak.
               Termasuk, berkolaborasi dengan organisasi profesi Ikatan Apoteker Indonesia (IAI).

               BPOM  berharap,  gerakan  ini  mampu  meminimalisasi  penyalahgunaan  obat-obatan  untuk
               keperluan  produksi  obat  ilegal  melalui  pemanfaatan  bahan  baku  dan  pelabelan  ulang.
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47