Page 43 - AYO BUANG SAMPAH OBAT
P. 43

Menurut Penny, tindakan paling mudah untuk memproduksi ulang obat adalah melakukan
               perubahan atau perpanjangan tanggal kedaluwarsa dari obat yang sudah dibuang.
               Ikatan  Apoteker  Indonesia  (IAI)  meminta  masyarakat  menerapkan  istilah  Dagusibu  saat
               mengonsumsi dan menyimpan obat-obatan. ''Dagusibu merupakan akronim dari Dapatkan,
               Gunakan, Simpan, dan Buang dengan benar,'' ujar Ketua Pengurus Daerah IAI Jawa Timur
               Abdul Rahem saat dihubungi Republika, Ahad (1/9).

               Ia meminta masyarakat mengecek label dan tanggal kedaluwarsa obat sebelum diminum.
               Penyimpanan  juga  harus  di  ruang  yang  tertutup.  Jika  sudah  kedaluwarsa  atau tidak  bisa
               dikonsumsi kembali, IAI meminta obat tidak dibuang dalam kemasan utuh. ''Karena khawatir
               ditemukan orang lain dan bisa disalahgunakan,'' tutur Rahem.

               IAI  meminta  masyarakat  memisahkan  obat  dari  kemasan  utamanya.  Kemudian,  obat  itu
               dikubur  atau  ditanam  di  dalam  tanah.  ''Jadi,  jangan  ditaruh  sembarangan,  seperti  di  air
               mengalir atau bak sampah,'' ujarnya.

               IAI sendiri mengakui, BPOM melalui Balai Besar POM baru memiliki 15 unit mobil incinerator.
               Mobil  ini  digunakan  untuk  memusnahkan  obat  dan  makanan  berbahaya.  Seluruh  mobil
               tersebar  di  15  provinsi  dan  belum  bisa  menjangkau  seluruh  kabupaten/kota  dalam  satu
               provinsi.

               Misalnya, kata Rahem, untuk di Jawa Timur, mobil pemusnah obat dan makanan berbahaya
               belum  bisa  menjangkau  wilayah  Banyuwangi  dari  Surabaya.  IAI  berharap,  pemerintah
               kembali menyediakan mobil pemusnah obat dan makanan berbahaya agar bisa menjangkau
               seluruh wilayah.
               IAI mengaku, tidak bisa ikut memusnahkan sampah obat karena di apotek belum memiliki alat
               pemusnah obat kedaluwarsa. Mereka masih menggantungkan diri pada mobil pemusnah obat
               dan makanan berbahaya dari BPOM.
               Tugas  apoteker  hanya  memilah  sampah  obat,  mana  yang  kedaluwarsa  dan  mana  yang
               belum. Untuk yang sudah kedaluwarsa, obat akan dimasukkan pada mobil incinerator agar
               dihancurkan.  Sedangkan,  obat  yang  masih  bisa  diminum  dan  aman,  tetapi  sudah  tidak
               dikonsumsi  akan  disalurkan  ke  fasilitas  pelayanan  kesehatan  untuk  diberikan  pada
               masyarakat yang membutuhkan.

               Sebelumnya,  pada  Juli  2019  lalu  masyarakat  dikejutkan  dengan  temuan  peredaran  obat
               ilegal,  termasuk  obat  palsu.  Peredaran  obat  ilegal  ini  bersumber  dari  pemanfaatan  obat
               kedaluwarsa atau obat rusak yang dibuang sembarangan.***
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48