Page 38 - AYO BUANG SAMPAH OBAT
P. 38
Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) meminta masyarakat menerapkan istilah Dagusibu saat
mengonsumsi dan menyimpan obat-obatan. "Dagusibu merupakan akronim dari Dapatkan,
Gunakan, Simpan, dan Buang dengan benar," ujar Ketua Pengurus Daerah IAI Jawa Timur
Abdul Rahem saat dihubungi Republika, Ahad (1/9).
Ia meminta masyarakat mengecek label dan tanggal kedaluwarsa obat sebelum diminum.
Penyimpanan juga harus di ruang yang tertutup. Jika sudah kedaluwarsa atau tidak bisa
dikonsumsi kembali, IAI meminta obat tidak dibuang dalam kemasan utuh. "Karena khawatir
ditemukan orang lain dan bisa disalahgunakan," tutur Rahem.
IAI meminta masyarakat memisahkan obat dari kemasan utamanya. Kemudian, obat itu
dikubur atau ditanam di dalam tanah. "Jadi, jangan ditaruh sembarangan, seperti di air
mengalir atau bak sampah," ujarnya.
IAI sendiri mengakui, BPOM melalui Balai Besar POM baru memiliki 15 unit mobil incinerator.
Mobil ini digunakan untuk memusnahkan obat dan makanan berbahaya. Seluruh mobil
tersebar di 15 provinsi dan belum bisa menjangkau seluruh kabupaten/kota dalam satu
provinsi.
Misalnya, kata Rahem, untuk di Jawa Timur, mobil pemusnah obat dan makanan berbahaya
belum bisa menjangkau wilayah Banyuwangi dari Surabaya. IAI berharap, pemerintah
kembali menyediakan mobil pemusnah obat dan makanan berbahaya agar bisa menjangkau
seluruh wilayah.
IAI mengaku, tidak bisa ikut memusnahkan sampah obat karena di apotek belum memiliki alat
pemusnah obat kedaluwarsa. Mereka masih menggantungkan diri pada mobil pemusnah obat
dan makanan berbahaya dari BPOM.
Tugas apoteker hanya memilah sampah obat, mana yang kedaluwarsa dan mana yang
belum. Untuk yang sudah kedaluwarsa, obat akan dimasukkan pada mobil incinerator agar
dihancurkan. Sedangkan, obat yang masih bisa diminum dan aman, tetapi sudah tidak
dikonsumsi akan disalurkan ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk diberikan pada
masyarakat yang membutuhkan.
Sebelumnya, pada Juli 2019 lalu masyarakat dikejutkan dengan temuan peredaran obat
ilegal, termasuk obat palsu. Peredaran obat ilegal ini bersumber dari pemanfaatan obat
kedaluwarsa atau obat rusak yang dibuang sembarangan.