Page 103 - BPOM Pencapaian Kinerja
P. 103

BAB I                 IMPLEMENTASI DIREKTIF PRESIDEN





           Terkait  hal  ini,  upaya  percepatan  perizinan   Uni Eropa, Inggris, Australia, Kanada, dan Jepang.
           berlaku bagi seluruh pelaku usaha. Caranya         Sejauh  ini  usaha percepatan  sudah dilakukan
           melalui  penyederhanaan     proses   perizinan     melalui pilot project 90 hari kerja untuk obat VEOZA
           dengan mekanisme percepatan durasi (timeline)      (Fezolinetant) dan ROJUSNA (Luspatercept).
           penerbitan Izin Edar Obat Inovasi Obat Baru dan
           Produk Biologi terhadap mekanisme  reliance.       Semua  langkah  ini  ditujukan  dan  diharapkan
           Mekanisme ini sebelumnya memakan waktu             bisamemberi manfaat sebagai upaya mendukung
           hingga 120 (seratus dua puluh) hari kerja          akses dan ketersediaan obat inovatif kepada
           dan dengan adanya percepatan perizinan ini         masyarakat luas di Indonesia.  Tujuan dan
           dipangkas waktunya menjadi 90 hari.                manfaat  lain  dari  percepatan  perizinan  ini  bisa
                                                              menjadi acuan bagi evaluator Badan POM dalam
           Percepatan  timeline penerbitan ini merujuk        melakukan penilaian dan pengawalan obat
           terhadap mekanisme evaluasi atau full assessment   inovatif yang beredar di pasar.
           report dari negara referensi, yakni Amerika Serikat,




            B.   Revitalisasi Tim Komnas Penilai Obat


           Setelah ikhtiar mempercepat perizinan obat         terhadap hasil evaluasi khasiat dan keamanan
           inovasi, langkah lain yang dianggap perlu oleh     serta memberikan rekomendasi keputusan
           BPOM  dalam  meningkatkan  akses  obat  inovatif   kepada Kepala BPOM.
           di Indonesia adalah melakukan optimalisasi
           efektivitas evaluasi khasiat serta keamanan        Di sini, dilibatkan juga peran akademisi. Kehadiran
           obat. Langkah ini ditandai dengan melakukan        akademisi ini diharapkan bisa memberikan upaya
           revitalisasi terhadap keanggotaan tim  Komite      memberikan perlindungan terhadap masyarakat.
           Nasional (Komnas) Penilai Obat.                    Hal ini sejalan dengan upaya mewujudkan
                                                              obat yang berkhasiat, aman, dan bermutu
           Di tim ini, Kepala BPOM ditempatkan sebagai        untuk  masyarakat.  Kehadiran para akademisi  ini
           Ketua  Tim Komnas Penilai Obat. Lalu terdapat      utamanya bisa berperan aktif dalam pengawasan
           juga Komite Nasional Penilai Obat (Komnas Penilai   pre-market obat. Semua usaha ini sejalan dengan
           Obat) yang bertugas melakukan pembahasan           regulasi, yaitu Peraturan Badan POM No. 15 Tahun


                             64                 PENCAPAIAN KINERJA 100 HARI | KEPALA BPOM 2024 TARUNA IKRAR
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108