Page 73 - Pengawalan Badan POM dalam Penyediaan Vaksin COVID-19
P. 73
Judul : Aneh! BPOM Sebut Vaksin Corona Boleh Disuntik Meski
Belum Lolos Uji Klinis
Nama Media : suara.com
Tanggal : 17 Oktober 2020
Halaman/URL : https://www.suara.com/news/2020/10/16/101945/aneh-bpom-sebut-
vaksin-corona-boleh-disuntik-meski-belum-lolos-uji-klinis
Tipe Media : Online
Badan Pengawas Obat dan Makanan
atau BPOM menyatakan bahwa vaksin
Covid-19 yang akan diimpor pemerintah
bisa langsung disuntikkan meski belum ada
satu pun kandidat vaksin yang lolos uji
klinis.
Direktur Registrasi Obat BPOM, Lucia Rizka
Andalusia menjelaskan bahwa pada masa
darurat kesehatan seperti saat ini memungkinkan untuk menyuntikkan vaksin dengan
syarat emergency use authorization atau EUA yang ditujukan pertama pada tenaga
kesehatan dan pelayanan publik.
"Pada masa pandemi Covid-19 ini memungkinkan diberikannya emergency use of
authorization (EUA) sesuai dengan peraturan BPOM No 27 Tahun 2020 tentang kriteria
dan tata laksana registrasi obat terhadap vaksin dan obat untuk penanganan Covid-19,"
kata Lucia dalam jumpa pers virtual dari Lawan Covid19 ID, Kamis (15/10/2020).
Meski memiliki syarat EUA, dokter Lucia memastikan pihaknya tetap akan menjamin
keamanan dan efektivitas dari vaksin ini, termasuk mengawasi realisasi importasi impor,
produksi dan distribusi obat secara berkala.
Menurutnya, terhadap vaksin yang diberikan EUA harus didukung bukti keamanan
khasiat dan mutu yang memadai. Sehingga sudah dapat digunakan meski harus tetap
dilakukan pemantauan khasiat dalam populasi yang lebih besar serta keamanan yang
lebih ketat.
"BPOM sangat hati-hati dalam percepatan ketersediaan obat dan kepastian untuk
mendapatkan akses terhadap vaksin ini," ujarnya.
Saat ini tim BPOM tengah berangkat ke China untuk melakukan inspeksi terhadap tiga
produsen vaksin Covid-19 yang ditargetkan pemerintah, antara lain Cansino,
G42/Sinopharm dan Sinovac yang sudah mendapatkan Otorisasi Penggunaan Darurat
atau EUA dari China.
Rencananya, vaksin dari Sinovac akan dibeli sekitar 143 juta dosis bekerjasama dengan
BUMN PT Bio Farma.
Kemudian Sinofarm sebanyak 15 juta dosis, serta Cansino sebanyak 100.000 dosis
vaksin pada akhir Desember 2020 dan 15 juta dosis di tahun 2021.

