Page 26 - campuran_puteri indonesia
P. 26
Judul : Kepala BPOM Ingatkan Influencer Tak Asal Klaim Kosmetik
Ilegal
Nama Media : 24berita.com
Tanggal : 05 Maret 2020
Halaman/URL : http://www.24berita.com/lifestyle/kepala-bpom-ingatkan-influencer-
tak-asal-klaim-kosmetik-ilegal/304217-berita
Tipe Media : Online
Hadirnya para influencer terutama di bidang
kecantikan membuat masyarakat kian
tertarik untuk menggunakan suatu produk
tertentu. Tapi tak jarang bahwa produk
kosmetik yang diendorse merupakan
produk ilegal.
Data perkara tindak pidana Badan POM
menunjukkan bahwa 43 persen perkara
tindak pidana yang terjadi sepanjang tahun
2019 adalah perkara terkait kosmetik. Sementara nilai keekonomian temuan barang bukti
mencapai 149,4 miliar rupiah. Oleh karena itu, Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito,
meminta para influencer untuk tidak asal mengendorse kosmetik. Ia mengingatkan untuk
selalu memperhatikan aspek legalitas suatu produk.
“Pertama pastikan mengendorse produk yang legal yang terdaftar dari Badan Pom, banyak
sekali cara yang bisa dilakukan secara digital salah satunya dengan QR code langsung
menggunakan gadget, pastikan produk legal yang sudah terdaftar,” ujar Penny saat calon
Puteri Indonesia tahun 2020 sebagai Duta Kosmetik Aman di Kantor Badan POM, Rabu, 4
Maret 2020.
Selain itu ia juga mengingatkan para influencer untuk tidak asal klaim terhadap produk.
Menurutnya, sebuah produk kosmetik tidak boleh mengklaim untuk mengobati suatu masalah.
“Kalau mengklaim untuk jadi pemutih, bisa menyembuhkan itu artinya obat, dan bukan
kosmetik, kalau obat harus dalam pengawasan dokter, jadi ada substansi dalam kosmetik
tidak boleh tapi kalau dengan obat dan diawasi penggunaannya oleh dokter tidak apa-apa,”
ujar Penny.
“jadi klaimnya tidak boleh berlebihan, itu harus dicek para endorser sebelum mengendorse.”
Lebih jauh, para inluencer juga harus memiliki etika ketika mengendorse suatu produk
kosmetik. Penny menegaskan bahwa produk yang diendrose juga harus benar-benar
digunakan oleh para influencer tersebut.
“Secara etika harus dipakai dulu dengan yang bersangkutan dan jangan mengendorse
banyak produk. Itu maslaah etika, tapi perlu kita ingatkan juga,” kata Penny.