Page 24 - campuran_puteri indonesia
P. 24
Judul : Kepala BPOM Ingatkan Influencer Tak Asal Klaim Kosmetik
Ilegal
Nama Media : idnews.co.id
Tanggal : 05 Maret 2020
Halaman/URL : https://idnews.co.id/kepala-bpom-ingatkan-influencer-tak-asal-
klaim-kosmetik-ilegal/
Tipe Media : Online
Hadirnya para influencer terutama di bidang
kecantikan membuat masyarakat kian tertarik
untuk menggunakan suatu produk tertentu.
Tapi tak jarang bahwa produk kosmetik yang
diendorse merupakan produk ilegal.
Data perkara tindak pidana Badan POM
menunjukkan bahwa 43 persen perkara tindak
pidana yang terjadi sepanjang tahun 2019
adalah perkara terkait kosmetik. Sementara
nilai keekonomian temuan barang bukti mencapai 149,4 miliar rupiah. Oleh karena itu, Kepala
Badan POM RI, Penny K. Lukito, meminta para influencer untuk tidak asal mengendorse
kosmetik. Ia mengingatkan untuk selalu memperhatikan aspek legalitas suatu produk.
“Pertama pastikan mengendorse produk yang legal yang terdaftar dari Badan Pom, banyak
sekali cara yang bisa dilakukan secara digital salah satunya dengan QR code langsung
menggunakan gadget, pastikan produk legal yang sudah terdaftar,” ujar Penny saat calon
Puteri Indonesia tahun 2020 sebagai Duta Kosmetik Aman di Kantor Badan POM, Rabu, 4
Maret 2020.
Selain itu ia juga mengingatkan para influencer untuk tidak asal klaim terhadap produk.
Menurutnya, sebuah produk kosmetik tidak boleh mengklaim untuk mengobati suatu masalah.
“Kalau mengklaim untuk jadi pemutih, bisa menyembuhkan itu artinya obat, dan bukan
kosmetik, kalau obat harus dalam pengawasan dokter, jadi ada substansi dalam kosmetik
tidak boleh tapi kalau dengan obat dan diawasi penggunaannya oleh dokter tidak apa-apa,”
ujar Penny.
“jadi klaimnya tidak boleh berlebihan, itu harus dicek para endorser sebelum mengendorse.”
Lebih jauh, para inluencer juga harus memiliki etika ketika mengendorse suatu produk
kosmetik. Penny menegaskan bahwa produk yang diendrose juga harus benar-benar
digunakan oleh para influencer tersebut.
“Secara etika harus dipakai dulu dengan yang bersangkutan dan jangan mengendorse
banyak produk. Itu maslaah etika, tapi perlu kita ingatkan juga,” kata Penny.