Page 25 - BADAN POM DUKUNG PENUH PENINGKATAN INVESTASI INDUSTRI FARMASI
P. 25
Judul : BPOM: Investasi Industri Farmasi di Indonesia Meningkat
Nama Media : line.me
Tanggal : 9 Juli 2019
Page/URL :
https://today.line.me/id/pc/article/BPOM+Investasi+Industri+Farmasi+di+Indonesia+Meningk
at-poZk8a
Tipe Media : Online
Liputan6.com, Cikarang Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan
Penny K. Lukito melihat adanya
peningkatan investasi sektor industri
farmasi di Indonesia dalam beberapa
tahun terakhir.
Bukan tanpa sebab Penny mengatakan
peningkatan investasi di sektor industri
farmasi di negeri ini. Dalam kurun waktu
2016-2018 terdapat delapan investasi
industri farmasi asing yang telah beroperasi di Indonesia. Pada 2019 ini terdapat tiga investasi
industri farmasi asing yang sedang dalam proses kualifikasi fasilitas produksi sesuai standar.
Ke-11 industri farmasi ini beroperasi selain untuk memenuhi kebutuhan bahan baku dan
produk kebutuhan obat esensial dalam negeri terkait produk biologi, produk onkologi, dan
produk hormon, juga untuk diekspor ke mancanegara.
"Alhamdulillah, pengembangan iklim usaha di bidang farmasi terus menunjukkan
peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan terealisasinya joint venture perusahaan Korea dengan
perusahaan farmasi dalam negeri," kata Penny dalam sambutan Pembukaan PT CKD OTTO
Pharmaceuticals di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (9/7/2019).
PT CKD OTTO Pharmaceuticals merupakan industri farmasi joint venture antara Chong Kun
Dang Pharm (CKD) Korea dan PT OTTO Pharmaceutical Industries. Perusahaan ini
merupakan fasilitas produksi obat kanker. Kehadiran perusahaan ini tentu selaras dengan
kondisi saat ini ketika prevalensi kejadian dan kematian akibat penyakit kanker semakin
meningkat dengan perubahan pola hidup.
“Karena itu, produk yang dihasilkan diharapkan tidak hanya menyuplai kebutuhan pasar
dalam negeri sejalan dengan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), namun juga
mampu menembus pasar global, sehingga dapat meningkatkan devisa negara,” tutur Penny
seperti dikutip rilis Humas BPOM yang diterima Liputan6.com.
Di kesempatan itu, Penny juga mengajak perusahaan industri farmasi lainnya untuk
mengembangkan usaha dan berinovasi untuk megembangkan produknya.
BPOM akan mendukung dengan melakukan efisiensi pengawasan pre-market dan
peningkatan efektivitas pengawasan post-market baik melalui upaya deregulasi, simplifikasi
proses registrasi dan sertifikasi fasilitas, serta pembinaan melalui pendampingan guna
pemenuhan persyaratan bagi pelaku usaha.