Page 22 - Monitoring Isu 8-15 Agustus 2022
P. 22
ISU
4
KRONOLOGIS
PERDEBATAN
BLU BATU BARA
(9/8) Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menyampaikan bahwa DPR mendesak
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) merealisasikan pembentukan
Badan Layanan Umum (BLU) untuk Domestic Market Obligation (DMO) batubara.
Pembentukan BLU ditujukan untuk mengatasi disparitas harga yang tinggi antara pasar
domestik dan luar negeri. Pada rapat kerja tersebut disepakati bahwa payung hukunmnya
berupa Peraturan presiden (Perpres). Setelah Perpres nanti terbit, KESDM harus secepatnya
membentuk BLU DMO batubara tersebut.
(9/8) Menteri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif
pembentukan BLU ini sudah tahap finalisasi dan sedang menunggu izin prakarsa. Menurut
Arifin, dalam proses pengajuan izin prakarsa sendiri masih terdapat beberapa perdebatan
mengenai payung hukum yang akan digunakan, dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP)
atau Peraturan Presiden (Perpres).
Ia juga menjelaskan bahwa kompensasi yang dipungut BLU DMO batu bara akan
menyalurkannya kepada badan usaha pemasok berdasarkan potensi selisih pembayaran
penyaluran sesuai harga batu acuan aktual. Dalam hal ini badan usaha pertambangan akan
mengeluarkan dua invoice, yaitu invoice HBA kepada PLN atau juga HBA kepada industri,
dalam hal ini PLN US$70 per ton, dan untuk industri US$90 per ton, dan juga sekaligus
menyediakan invoice HBA selisih antara HBA pasar dan HBA DMO tersebut. Selanjutnya,
Dirjen Minerba akan melakukan verifikasi besaran dana kompensasi batu bara atas invoice
yang disampaikan oleh badan usaha pertambangan dengan aplikasi DMO batu bara.
Kemudian, menurut Arifin, kebijakan BLU berlaku akan berlaku surut (Januari 2022)
lantaran pembahasan ihwal entitas khusus batu bara itu sudah dilakukan sejak awal
tahun ini. Malahan, kata dia, pemerintah sudah menetapkan kebijakan kewajiban pasokan
dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) yang bersinggungan dengan materi
BLU tersebut. badan pungutan ini minimal bakal menarik denda dan kompensasi dari
perusahaan penugasan yang tidak memenuhi kewajiban domestik batu bara sejak awal
tahun ini.
(9/8) Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso sebelumnya
meminta agar skema BLU tidak hanya diperuntukkan untuk sektor kelistrikan tetapi juga
industri lainnya misalnya seperti semen. Pasalnya, industri semen sendiri mempunyai peran
yang sama dengan sektor kelistrikan.
(9/8) Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara Indonesia (Aspebindo)
Anggawira meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk
memperhitungkan kembali penerapan badan layanan umum (BLU) batu bara yang
direncanakan berlaku surut atau efektif sejak Januari 2022. Anggawira mengatakan
kebijakan itu bakal membebani arus kas dari perusahaan tambang dan niaga batu bara
yang sudah terlanjur melakukan transaksi lebih dari satu semester saat ini. Apalagi otoritas
mineral dan batu bara Kementerian ESDM belakangan tengah membahas kenaikan pajak
dan royalti progresif batu bara tahun ini.
22