Page 19 - Monitoring Isu nasional periode 18-11 Juli 2022
P. 19
Isu 2 BLU Batu Bara
untuk Siapa?
(20/7) Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam
Kementerian Perindustrian, Wiwik Pudjiastuti berpendapat BLU ini akan berdampak
pada perusahaan yang membeli batu bara dengan mekanisme pasar, khususnya
industri yang modalnya terbatas. Kemudian, skema atau proses BLU atau
pengembalian yang tidak lancar, juga akan mengganggu cash flow perusahaan.
Kementerian ESDM menurutnya perlu membentuk skema baru untuk
mengantisipasi keterlambatan pembayaran untuk mengantisipasi hal tersebut. Ia
juga menilai, batu bara untuk industri lain yang dibutuhkan masyarakat seperti
industri semen juga menjadi perhatian pemerintah, penggunaan energi batu bara di
industri semen di dalam struktur biaya bisa mencapai 40% dari biaya produksi.
(20/7) Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra
Sinadia menilai BLU sebagai solusi permasalahan pelaksanaan DMO batubara
sektor kelistrikan. Namun terkait peran BLU yang mencakup kompensasi industri
lain di luar PLN, namun tidak termasuk smelter ,perlu dipertimbangkan kembali. Ia
juga menekankan pentingnya kepastian data terkait kebutuhan batu bara nasional
agar dapat disesuaikan dengan rencana penambangan sehingga pemenuhan DMO
batu bara dapat terpenuhi.
(20/7) Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio menilai transparansi dan
ketepatan data menjadi kunci keberhasilan pembentukan BLU Batu Bara dalam
memastikan pemenuhan kebutuhan batu bara nasional. Dengan pembentukan BLU
batu bara, pemerintah harus menjamin industri mendapatkan suplai DMO. Tidak
hanya untuk listrik yaitu PLN, ada industri baja, pupuk dan juga industri semen yang
mengandalkan batu bara sebagai bahan baku di pabriknya.
(20/7) Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM
Ridwan Djamaluddin memastikan bahwa semua industri yang mendapat alokasi
khusus DMO juga akan mendapatkan perlakuan hal yang sama.
17