Page 20 - Monitoring Isu nasional periode 18-11 Juli 2022
P. 20

Isu 3  Mendag Bakal Hapus Aturan DMO-DPO
             Demi Kerek Harga TBS Sawit


      (22/7)  -  Menteri  Perdagangan  Zulkifli  Hasan  akan  mencabut  aturan  Domestic
      Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO) demi mengerek
      harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit. Zulkifli akan bertemu terlebih dahulu
      dengan pengusaha sawit untuk membahas hal tersebut. Politikus dari PAN itu akan
      meminta  komitmen  dari  pengusaha  kelapa  sawit  untuk  tetap  mengutamakan
      kebutuhan di dalam negeri meski DMO-DPO nantinya dihapus.
      Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan bahwa stok minyak sawit masih
      tinggi pada tingkat pengolah, sehingga itu menjadi biang keladi harga TBS tidak bisa
      naik. Dia mengaku mendapat tugas dari Presiden untuk membuat harga TBS bisa
      mencapai di atas Rp 2.000, sehingga ada beberapa langkah yang dilakukan. Salah
      satunya  merelaksasi  aturan  DMO  dan  DPO.  Adapun  Zulkifli  mengungkapkan
      langkah lainnya yang akan dilakukan mulai dari menghapus biaya pungutan ekspor
      kepada BPDPKS sebesar US$ 200 dihapus, perhitungan dasar menjadi tiap dua
      mingguan, lalu pengali DMO yang ditambah menjadi 1x20x7.
      Dengan rencana penghapusan DMO dan DPO, ia berharap ekspor sawit semakin
      banyak.  Dengan  demikian,  tangki  di  pabrik  kelapa  sawit  kosong.  Ketika  tangki
      kosong, pabrik akan kembali membeli TBS sawit milik petani. Alhasil, permintaan
      TBS sawit naik dan harga berpotensi meningkat lebih dari Rp2.000 per kg.
      (21/7) - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) meminta pemerintah
      untuk merelaksasi kebijakan Domestic Market Obligation (DMO), Domestic Price
      Obligation (DPO), serta Flush Out (FO) minyak sawit atau CPO. Sebab, kebijakan itu
      dinilai tak lagi relevan bahkan memberikan dampak buruk pada rendahnya harga
      tandan buah segar (TBS) sawit petani.
      Ketua Umum Apkasindo Gulat Manurung, mengatakan, kebijakan DMO dan DPO
      saat  ini  sudah  tidak  diperlukan  karena  pasokan  CPO  Indonesia  telah  melimpah.
      Tercatat, stok CPO nasional per bulan sudah mencapai 7,2 juta ton atau lebih dari
      dua kali lipat rata-rata stok 3 juta ton per bulan. Sementara, harga tender KPBN CPO
      saat  ini  justru  hanya  Rp  9.100  per  kg,  di  bawah  dari  DPO  yang  ditetapkan
      pemerintah sebesar Rp 10.700 per kg.
      Lebih lanjut terkait kebijakan FO, Gulat mengingatkan, sesuai aturan Kemenkeu
      kebijakan ini seharusnya berakhir pada 30 Juni 2022 sedangkan Juli merupakan
      waktu eksekusi bagi pengusaha yang sudah memenuhi kebijakan tersebut. Sebagai
      catatan, FO merupakan kebijakan percepatan ekspor CPO bagi eksportir yang tidak
      tergabung dalam kebijakan minyak goreng curah rakyat yang diharuskan memasok
      untuk dalam negeri. Pengusaha dapat mengekspor tanpa memasok dalam negeri
      namun dengan membayar 200 dolar AS per ton.
      Gulat pun menekankan, kebijakan DMO, DPO, dan FO menjadi beban-beban biaya
      yang  akhirnya  terakumulasi  dalam  harga  tender  KPBN.  Alhasil,  meskipun
      pemerintah telah menghapus pungutan ekspor sawit, harga CPO Indonesia belum
      sesuai dengan harga internasional yang itu pun berdampak pada harga TBS yang
      rendah. Rata-rata harga CPO dunia saat ini masih berada pada kisaran Rp 16 ribu per
      kg, sementara harga CPO Indonesia hanya Rp 9.100 per kg.


                          1 18 8
   15   16   17   18   19   20   21   22   23