Page 11 - legislator New's BAG 2_Neat ARUS
P. 11
legislator New's
BPOM Mamuju Bersama Anggota Komisi IX DPR RI Wilayah
Sulbar Sosialisasi KIE Obat dan Makanan di Majene
Majene, Fakta79 – BPOM
Mamuju bersama Komisi IX
DPR RI melaksanakan
sosialisasi pemberdayaan
masyarakat melalui komunikasi
informasi dan edukasi.
Sosialisasi tersebut digelar di
Desa Maliaya dsn Lombong
Timur, Kecamatan Malunda,
Kabupaten Majene, Sulbar,
Kepala BPOM Mamuju Neti Nurmuliawati menyebut, masyarakat perlu melakukan cek klik
bila ingin membeli produk.
“Dengan melakukan cek klik masyarakat tidak akan mengkonsumsi produk yang berbahaya
bagi tubuh,” kata Neti.
Neti mengimbau, masyarakat mesti paham tentang cek klik. Yakni Cek yang pertama adalah
periksa kemasannya, cek yang kedua periksa labelnya, cek yang ketiga adalah periksa izin
edarnya dan cek yang ke empat adalah periksa kadeluarsanya.
“Ini demi keamanan bersama dalam mrngkomsumsi suatu produk,” pungkasnya.
Sementara anggota Komisi IX DPR RI Andi Ruskati Ali Baal berharap, masyarakat lebih
protektif kepada diri sendiri, keluarga dan masyarakat dalam mengkomsumsi setiap produk
dengan label ijin BPOM.
Menurutnya, dengan adanya label ijin BPOM, produk yang dikomsumsi dipastikan aman.
“Kita harus lindungi diri dan keluarga dari penggunaan obat dan makanan yang tidak
memiliki standar kesehatan. Obat dan makanan yang tidak direkomendasikan BPOM dapat
merusak tubuh jika dikonsumsi,” jelasnya.
Bidang Komisi IX DPR RI membindangi tentang kesehatan dan BPOM merupakan mitra
kerja.
Ruskati mengatakan, memberikan KIE kepada masyarakat merupakan tugas dan tanggung
jawabnya selaku anggota Komisi IX DPR RI.
Dia menjelaskan, pada masa pandemi Covid-19, bersama BPOM Mamuju setiap minggu
melakukan kunjungan ke desa-desa di seluruh kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat untuk
melakukan sosialisasi dan memberikan KIE.
“Kami berharap kepada masyarakat setelah mengikuti sosialisasi ini ilmu dan wawasannya
dapat bertambah. Bapak dan ibu serta anak-anak sudah dapat membedakan produk obat
dan makanan yang baik untuk dikonsumsi dan seperti apa obat dan makanan yang tidak
layak untuk dikonsumsi,” papar Andi Ruskati. (FA)