Page 217 - MZ004 Sejarah Dunia Yang Disembunyikan
P. 217

JONATHAN BLACK
              Mungkin lebih mudah untuk menghargai analisis Jaynes dalam
           hubungannya dengan mitologi Yunani yang lebih akrab. Dalam
           *MJBE, misalnya, kita pernah melihat seseorang sedang duduk
           dan mengerjakan pekerjaannya, dengan cara seperti kita sendiri
           melakukannya. Jaynes memperlihatkan bagi orang-orang dalam
           *MJBE, tidak ada ada hal semacam introspeksi. Ketika Agamemnon
           merampas istri Achilles, Achilles tidak memutuskan untuk menahan
           diri. Namun, seorang dewa menegurnya melalui rambutnya,
           memperingatkan untuk tidak menyerang Agamemnon. Seorang
           dewa lainnya muncul dari laut untuk menasihatinya, dan ia adalah
           dewa yang membisiki Helen hingga merasa rindu pulang. Sarjana-
           sarjana modern cenderung untuk menafsirkan bagian kisah ini sebagai
           penjelasan “puitis” tentang perasaan di dalam, yang disimbolkan oleh
           dewa-dewa seperti yang diciptakan oleh pujangga-pujangga modern.
           Pembacaan Jaynes yang jerih memperlihatkan bahwa tafsir ini
           membaca kesadaran zaman sekarang kembali ke naskah-naskah yang
           ditulis oleh orang-orang yang bentuk kesadarannya sangat berbeda.
           Jaynes tidak sendirian dalam pandangannya. Filsuf Cambridge,
           John Wisdom, telah menulis: “Orang Yunani tidak berbicara
           tentang bahaya dari menekan naluri, tetapi mereka berpikir untuk
           menyangkal Dionysus atau melupakan Poseidon demi Athena.”
              Kita akan melihat dalam bab kesimpulan tentang sejarah ini
           bagaimana orang-orang kuno terus berkembang jauh setelah
           pendapat Jaynes. Namun, sementara ini, saya ingin membicarakan
           perbedaan penting antara analisis Jaynes dan cara orang-orang kuno
           itu sendiri mengerti banyak hal. Jaynes menjelaskan dewa-dewa yang
           mengendalikan tindakan manusia sebagai “khayalan aural”. Raja-
           raja Sumeria dan pahlawan-pahlawan Yunani digambarkan olehnya
           sebagai orang-orang yang sebenarnya dikepung oleh delusi. Dalam
           pandangan kuno, sebaliknya, tentu saja, ini tidak sekadar delusi,
           tetapi makhluk-makhluk hidup yang bebas.
              Jaynes percaya bahwa semua yang ada pada zaman Homer dan
           yang lebih awal hidup dalam dunia delusi hingga, seperti yang
           dilihatnya, sisi kanan mereka mendapatkan kelebihan di atas otak
           sisi kiri. Dalam pandangan Jaynes, setiap pribadi, walau percaya
           dirinya ditunjuki oleh seorang dewa yang juga hadir untuk semua


           206

                                                         pustaka-indo.blogspot.com
   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221   222