Page 219 - MZ004 Sejarah Dunia Yang Disembunyikan
P. 219
JONATHAN BLACK
di luar batas sejauh konsensus ilmiah modern. Ia menyimpulkan
bahwa kerumitan psikologis ini berdiri sendiri dalam artian sama
sekali bebas dari otak manusia. Dengan ini Jung melangkah satu
langkah lebih jauh daripada Jaynes. Karena tidak lagi melihat dewa-
dewa sebagai halusinasi—secara pribadi ataupun berkelompok—
tetapi sebagai kecerdasan yang lebih tinggi, ia menerima ilosoi
orang-orang kuno pikiran-di depan-materi.
Pembaca harus waspada terhadap mengambil langkah yang sama.
Penting bagi Anda untuk waspada terhadap kesan yang mungkin—
sejujurnya—versi sejarah ini bersatu dalam beberapa hal, atau
terasa benar dalam puisi tertentu atau, lebih buruk, dalam spiritual.
Penting karena selang sesaat dari kesadaran dalam hal ini dan Anda
mungkin—tanpa Anda ketahui pada awalnya dan dengan ringan
hati dan meloncat-loncat kecil dalam langkah Anda—mulai berada
di jalan yang langsung menuju ke rumah sakit jiwa.
GILGAMESH, PAHLAWAN BESAR PERADABAN SUMERIA, raja Uruk
kira-kira pada tahun 2100 SM. Kisahnya penuh kegilaan, emosi
ekstrem, kecemasan, dan keterasingan. Penyair besar Rainer Maria
Rilke menyebutnya “epos tentang mati-ketakutan”.
Kisah yang kita ketahui, telah disatukan dari tablet-tablet tanah
liat yang digali pada abad kesembilan belas, tetapi tampaknya nyaris
lengkap.
Pada awal kisahnya raja muda itu disebut “banteng menyeruduk”.
Energi membuatnya meledak-ledak, membuka jalan di pegunungan,
menggali sumur-sumur, menjelajah, bertempur di medan perang.
Ia lebih kuat daripada laki-laki lainnya, tampan, pemberani,
pencinta hebat yang tidak aman bagi perawan—tetapi kesepian. Ia
merindukan seorang teman, seseorang yang setara dengannya.
Maka, dewa-dewa menciptakan Enkidu. Laki-laki itu sekuat
Gilgamesh, tetapi liar, dengan rambut lengket di sekujur tubuhnya.
Ia hidup di antara binatang liar, makan seperti mereka, dan minum
dari sungai. Suatu hari seorang pemburu berhadapan dengan
makhluk aneh ini di hutan dan melaporkannya kepada Gilgamesh.
Ketika Gilgamesh mendengar kisah pemburu itu, ia tahu dalam
hatinya bahwa makhluk itu adalah teman yang sedang ditunggunya.
208
pustaka-indo.blogspot.com