Page 221 - MZ004 Sejarah Dunia Yang Disembunyikan
P. 221
JONATHAN BLACK
tepi tempat tidurnya selama enam hari dan tujuh malam. Akhirnya
seekor cacing keluar dari hidung Enkidu. Pada akhirnya Gilgamesh
menarik sehelai cadar menutupi wajah temannya dan meraung
seperti seekor singa betina kehilangan anak-anaknya. Setelah itu, ia
berkeliaran di padang rumput, menangis, takut pada kematiannya
sendiri yang mulai menggerogoti isi perutnya.
Gilgamesh berakhir di sebuah kedai minum pada akhir dunia. Ia
ingin keluar dari kepalanya. Ia minta kepada pelayan kedai minum
yang cantik jalan menuju ke Ziusudra, yang namanya telah kita
lihat, adalah nama untuk Nuh atau Dionysus. Ia manusia setengah
dewa, yang tidak pernah benar-benar mati.
Gilgamesh membuat sebuah kapal dengan tiang-tiang pendayung
dan dilapisi aspal, seperti yang masih digunakan di daerah rawa-
rawa Arab hingga sekarang, dan pergi untuk bertemu dengannya.
Ziusudra berkata, “Aku akan mengatakan sebuah rahasia kepadamu,
rahasia para dewa. Di dasar laut ada tanaman berduri seperti mawar.
Jika kau bisa membawanya ke permukaan kembali, kau bisa menjadi
muda kembali. Itu adalah tumbuhan kemudaan abadi.”
Ziusudra mengatakan kepadanya bagaimana menyelam ke dasar
laut yang menutupi Atlantis, bagaimana menemukan pengetahuan
esoteris yang telah hilang pada zaman Air Bah. Gilgamesh meng-
ikatkan batu pada kakinya, seperti penyelam mutiara setempat. Ia
menyelam, mencabut tanaman itu, melepaskan batunya dan naik ke
permukaan dengan kemenangan.
Akan tetapi, ketika beristirahat di pantai karena kehabisan tenaga,
seekor ular mencium bau tanaman dan mencurinya.
Gilgamesh pun mati.
KETIKA MEMBACA KISAH GILGAMESH, kita mungkin terpancing
untuk melihat bagaimana ia gagal menjalani ujian yang telah
diatur untuknya oleh pimpinan besar umat manusia. Ada catatan
kecemasan di sini yang terdengar menyebar, bahkan lebih luas pada
peradaban Babilonia dan Mesopotamia yang tumbuh mendominasi
daerah itu.
Dengan kematian Gilgamesh, kita berada di zaman ziggurat
terbesar. Kisah tentang Tower of Babel (Menara Babilonia), niat
210
pustaka-indo.blogspot.com