Page 236 - MZ004 Sejarah Dunia Yang Disembunyikan
P. 236

TURUN KE KEGELAPAN
             hakim orang mati itu: “Aku tidak merampok, aku tidak membunuh,
             aku tidak bersaksi palsu” dan seterusnya. Tentu saja ini ada sebelum
             Sepuluh Perintah.
                Tidak ada sangkalan bagi Musa untuk menjelaskan hal itu.
             Ajaran-ajarannya tidak bisa dilakukan selain berkembang di daerah
             bersejarah tersebut. Hal historis penting tentang Musa adalah
             caranya memperbaiki kearifan kuno dengan tujuan membimbing
             umat manusia ke tahap evolusi dan kesadaran berikutnya.
                Ketika melarikan diri ke gurun pasir, Musa bertemu seorang guru
             tua yang bijaksana. Jethro adalah orang Afrika—Etiopia—pendeta
             tinggi, penjaga sebuah perpustakaan berisi tablet-tablet batu. Ketika
             Musa menikahi anak perempuannya, Jethro menginisiasinya ke
             tingkat yang lebih tinggi. Inisiasi ini adalah apa yang disinggung
             dalam kisah semak yang terbakar. Ketika Musa melihat semak yang
             terbakar tetapi tidak habis terbakar oleh api, ini adalah visi dirinya
             sendiri yang tidak hancur karena api pembersihan yang menunggu
             di sisi lain makam itu.
                Sebuah perasaan tentang misi muncul pada visi Musa dari semak
             terbakar itu, sebuah dorongan untuk bekerja demi manfaat yang
             lebih besar bagi kemanusiaan, untuk memimpin kita semua ke
             sebuah tanah yang bersungai susu dan madu.
                Akan tetapi, ketika itu, ketika Musa merasa ragu di hadapan tugas
             mahabesar itu, Tuhan menguatkan keputusannya: “Dan, kau harus
             mengambil batang kayu itu dalam tanganmu, bersamanya kau akan
             memperlihatkan tanda-tanda.” Ketika Musa melakukan perjalanan
             kembali ke Mesir, ia memutuskan untuk meyakinkan iraun dengan
             “membebaskan rakyat”.
                Musa dan adik laki-lakinya, Aaron berdiri di ruang takhta. Aaron
             tiba-tiba melemparkan batang kayunya ke lantai. Tongkat itu secara
             ajaib berubah menjadi ular. Firaun memerintahkan penyihir-penyihir
             istana untuk menyainginya, tetapi ketika mereka melakukannya,
             ular Aaron menelan ular-ular mereka.
                Ketika perang kehendak antara Musa dan iraun terjadi, Musa
             menggunakan batang kayunya sendiri—atau tongkatnya—untuk
             mengarahkan kejadian-kejadian: memunculkan api dan hujan batu
             dari langit, menimbulkan wabah belalang, membelah Laut Merah,


                                                                         225

                                                         pustaka-indo.blogspot.com
   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241