Page 560 - MZ004 Sejarah Dunia Yang Disembunyikan
P. 560
KEMATIAN MISTIS UMAT MANUSIA
eklektik. Eliot menghadiri pertemuan-pertemuan penganut Teosoi
dan kelompok Quest yang memisahkan diri yang dihadiri oleh Ezra
Pound, Wyndham Lewis, dan Gershem Scholem, cendekiawan besar
mistisisme Yahudi. Namun, barangkali pengaruh formatif terhadap
sensibilitas puitiknya adalah ilsafat dari Ouspensky yang terpengaruh
oleh Sui, yang kuliah-kuliahnya juga ia hadiri. Bahkan, tiga baris
pertama yang terkenal dari puisi yang mungkin paling berpengaruh
di Inggris pada abad kedua puluh, “Four Quartets”—tentang waktu
masa lalu dan waktu masa depan yang terkandung dalam waktu
masa kini—adalah sebuah parafrase dari ilsafat Ouspensky.
Barangkali penulis paling okultis dari abad kedua puluh dan sosok
yang paling memenuhi diktum Rimbaud tentang menjadi sebuah
medium adalah Fernando Pessoa. Ia menuliskan tentang menyimpan
di dalam dirinya sendiri semua impian di dunia dan ingin mengalami
seluruh alam semesta—realitasnya—di dalam dirinya sendiri. Ia
menunggu kembalinya Yang Tersembunyi, yang telah dinantikan
sejak permulaan zaman. Sementara itu, Pessoa mengosongkan
dirinya sendiri seperti sebuah medium, memungkinkan dirinya
sendiri untuk diambil alih oleh serangkaian kepribadian, yang
dengan nama-nama mereka ia menulis berbagai rangkaian puisi
dengan nada yang sangat berbeda. “Akulah kepandaian dalam
dadu,” kata Bhagavad Gita. “Akulah yang hidup dalam perbuatan,”
kata Hymn of Pearl dari Gnostik. Pessoa mengenali sentimen ini.
Untuk menggerakkan segala sesuatu dalam ruang dan waktu, untuk
membuat dunia lebih baik, tidaklah cukup dengan mendorong
sekeras mungkin. Kita butuh roh-roh untuk bekerja melalui kita.
Kita butuh semacam roh kepandaian tersebut.
Dalam sastra akhir abad kedua puluh, Borges, Calvino, Salinger,
dan Singer juga berurusan secara terbuka dengan tema-tema esoteris.
Seolah-olah mereka bekerja sesuai dengan pernyataan Karlheinz
Stockhausen bahwa semua penciptaan sejati membuat sesuatu yang
sebelumnya tidak berkesadaran menjadi berkesadaran dari ranah
esoteris. Antroposoi Rudolf Steiner sangat berpengaruh, tidak
hanya terhadap Kandinsky, Marc, dan Beuys, tetapi juga terhadap
William Golding dan Doris Lessing, yang keduanya tinggal dalam
masyarakat Antroposois.
549
pustaka-indo.blogspot.com