Page 59 - Sampul Terkepung
P. 59
Wajah Baru Desaku
Waktu terus bergulir. Musim penghujan yang
cukup panjang waktu itu, sangat membantu tumbuhnya
tanaman-tanaman penghijauan yang ada di desa tempat
Didin dilahirkan. Akar-akar baru tumbuh merambah
bumi dan sela-sela bebatuan. Pucuk-pucuk dedaunan
yang hijau segar memberi warna baru di desa itu.
Tak lagi memutih oleh debu dan kepulan asap, tetapi
menghijau oleh dedaunan.
Dua tahun berlalu. Didin kini sudah menjadi siswa
SMP. Sejak kejadian patahnya pohon keres karena
ulah Ruki dan teman-teman itu, justru berkah bagi
persahabatan Didin dan Ruki. Keduanya kini jauh lebih
akrab. Bahkan ketika pergi dan pulang sekolah mereka
bersepeda bersama. Walaupun jarak rumah mereka
cukup jauh dari sekolah, tujuh kilometeran, anak-
anak di desa itu tidak ada yang mengeluh bersepeda.
Mereka patuh terhadap Undang Undang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan Raya. Anak-anak itu menaati
pengarahan yang diberikan oleh Satlantas Polsek
setempat. Apapun alasannya, anak di bawah usia tujuh
belas tahun yang belum berhak memperoleh SIM,
dilarang berkendara sepeda motor di jalan raya.
47