Page 23 - buletin-diare
P. 23
tenaga kesehatan yang dapat melakukan Pra dan Saat KLB
tatalaksana kepada penderita diare. Tempat yang Setelah KLB/wabah tenang, beberapa kegiatan yang perlu
dapat dijadikan sebagai Pusat Rehidrasi adalah
tempat yang terdekat dari lokasi KLB diare dan dilakukan :
terpisah dari pemukiman. a. Pengamatan intensif masih dilakukan selama 2
minggu berturut-turut (2 kali masa inkubasi
terpanjang), untuk melihat kemungkinan timbulnya
Tugas-tugas di Pusat Rehidrasi :
kasus baru.
1) Memberikan pengobatan penderita diare b. Perbaikan sarana lingkungan yang diduga
sesuai dengan tatalaksana standar serta penyebab penularan.
mencatat perkembangan penderita
2) Melakukan pencatatan penderita : nama, umur, c. Promosi kesehatan tentang PHBS
jenis kelamin, alamat lengkap, masa inkubasi,
gejala, diagnosa/klasifikasi dan lain-lain. PENCEGAHAN DIARE
3) Mengatur logistik obat–obatan dan lain lain. Kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar dan
efektif yang dapat dilakukan adalah :
4) Pengambilan sampel usap dubur penderita
sebelum diterapi.
Perilaku Sehat
5) Penyuluhan kesehatan kepada penderita dan
keluarganya. 1. Pemberian ASI
ASI adalah makanan paling baik untuk bayi.
6) Menjaga agar Pusat Rehidrasi tidak menjadi
sumber penularan (dengan mengawasi Komponen zat makanan tersedia dalam bentuk yang
ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserap secara
pengunjung, isolasi dan desinfeksi).
optimal oleh bayi. ASI saja sudah cukup untuk
7) Membuat laporan harian/mingguan penderita menjaga pertumbuhan sampai umur 6 bulan. Tidak
diare baik rawat jalan maupun rawat inap. ada makanan lain yang dibutuhkan selama masa ini.
8) Sistem rujukan
ASI bersifat steril, berbeda dengan sumber susu lain
seperti susu formula atau cairan lain yang disiapkan
c. Penemuan penderita Diare secara aktif untuk dengan air atau bahan-bahan dapat terkontaminasi
mencegah kematian di masyarakat, dengan dalam botol yang kotor. Pemberian ASI saja, tanpa
kegiatan : cairan atau makanan lain dan tanpa menggunakan
1) Penyuluhan intensif agar penderita segera botol, menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan
mencari pertolongan. organisme lain yang akan menyebabkan diare.
2) Mengaktifkan Posyandu sebagai Pos Oralit. Keadaan seperti ini di sebut disusui secara penuh
(memberikan ASI Eksklusif).
3) Melibatkan Kepala Desa/RW/RT atau tokoh
masyarakat untuk membagikan oralit kepada Bayi harus disusui secara penuh sampai mereka
warganya yang diare
berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan dari kehidupannya,
pemberian ASI harus diteruskan sambil ditambahkan
d. Analisis tatalaksana penderita untuk memperoleh dengan makanan lain (proses menyapih).
gambaran :
1) Ratio pengunaan obat (oralit, Zinc, RL, ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik
antibiotika) dengan adanya antibodi dan zat-zat lain yang
dikandungnya. ASI turut memberikan perlindungan
2) Proporsi derajat dehidrasi terhadap diare. Pada bayi yang baru lahir, pemberian
3) Proporsi penderita yang dirawat di Pusat ASI secara penuh mempunyai daya lindung 4 kali lebih
Rehidrasi. besar terhadap diare daripada pemberian ASI yang
disertai dengan susu botol. Flora normal usus bayi
4) Dan lain-lain yang disusui mencegah tumbuhnya bakteri penyebab
botol untuk susu formula, berisiko tinggi menyebabkan
diare yang dapat mengakibatkan terjadinya gizi buruk.
23