Page 21 - buletin-diare
P. 21
-an penanggulangan kejadian luar biasa yang cepat dan d. Hasil penyelidikan yang telah dilakukan
tepat (Permenkes RI No.949/MENKES/SK/VIII/2004). e. Hasil penanggulangan KLB dan rencana tindak
lanjut
B. TUJUAN
c. Pengumpulan data melalui studi kasus
1. Menumbuhkan sikap tanggap terhadap adanya Pengumpulan data ini dapat dilakukan satu tahun
perubahan dalam masyarakat yang berkaitan sekali, misalnya pada pertengahan atau akhir tahun.
dengan kesakitan dan kematian.
Tujuannya untuk mengetahui “base line data”
2. Mengarahkan sikap tanggap tersebut terhadap sebelum atau setelah program dilaksanakan dan
tindakan penanggulangan secara cepat dan hasil penilaian tersebut dapat digunakan untuk
tepat untuk mengurangi/mencegah kesakitan/ perencanaan di tahun yang akan datang.
kematian.
2. Pengolahan, Analisis, dan Interpretasi
3. Memperoleh informasi secara cepat, tepat dan
akurat. Data-data yang telah dikumpulkan diolah dan ditampil-
kan dalam bentuk tabel-tabel atau grafik, kemudian
C. PROSEDUR dianalisis dan diinterpretasi. Analisis ini sebaiknya dila-
kukan berjenjang dari Puskesmas hingga Pusat, se-
1. Pengumpulan Data Diare hingga kalau terdapat permasalahan segera dapat
Ada tiga cara pengumpulan data diare, yaitu diketahui dan diambil tindakan pemecahannya.
melalui :
3. Penyebarluasan Hasil Interpretasi
a. Laporan Rutin
Dilakukan oleh Puskesmas dan Rumah Sakit Hasil analisis dan interpretasi terhadap data yang telah
melalui SP2TP (LB), SPRS (RL), STP dan dikumpulkan, diumpanbalikkan kepada pihak-pihak
rekapitulasi diare. Karena diare termasuk pen- yang berkepentingan yaitu kepada pimpinan di daerah
yakit yang dapat menimbulkan wabah maka (kecamatan hingga Dinkes Propinsi) untuk mendapat-
perlu dibuat laporan mingguan (W2). Untuk da- kan tanggapan dan dukungan penangganannya.
pat membuat laporan rutin perlu pencatatan
setiap hari (register) penderita diare yang datang KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
ke sarana kesehatan, posyandu atau kader agar
dapat dideteksi tanda–tanda akan terjadinya
KLB/wabah sehingga dapat segera dilakukan Kejadian Luar Biasa (KLB) yaitu timbulnya atau meningkat-
tindakan penanggulangan secepatnya. Laporan nya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna
rutin ini dikompilasi oleh petugas RR/Diare di secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu
Puskesmas kemudian dilaporkan ke Tingkat tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus
Kabupaten/Kota melalui laporan bulanan (LB) pada terjadinya wabah (Permenkes RI No.949/Menkes/SK/
VIII/2004).
dan STP setiap bulan.
Kriteria KLB Diare, sesuai Permenkes RI no.1501/
Petugas/Pengelola Diare Kabupaten/Kota mem-
buat rekapitulasi dari masing-masing Puskesmas MENKES/PER/X/2010:
1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu sebagai-
dan secara rutin (bulanan) dikirim ke tingkat
Propinsi dengan menggunakan formulir rekapitu- mana dimaksud pada pasal 4 Permenkes RI No. 1501/
MENKES/PER/2010.(Konfirmasi kolera) yang sebelum-
lasi diare. Dari tingkat Propinsi direkap berdasar-
nya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah.
kan kabupaten/kota secara rutin (bulanan) dan 2. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama
dikirim ke Pusat .
3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari, atau minggu
b. Laporan KLB Diare berturut turut.
Setiap terjadi KLB/wabah harus dilaporkan 3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam
dalam periode 24 jam (W1) dan dilanjutkan den-
gan laporan khusus yang meliputi : kurun waktu jam, hari atau minggu.
a. Kronologi terjadinya KLB 4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu)
b. Cara penyebaran serta faktor-faktor yang bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih di-
mempengaruhinya bandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam
c. Keadaan epidemiologis penderita tahun sebelumnya.
21