Page 5 - Masa-il-Diniyyah-Buku-Pertama_Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 5
BAB I
IJTIHAD DAN TAQLID
Ijtihad adalah mengeluarkan (menggali) hukum-hukum yang
tidak terdapat nash (teks) yang jelas; yang tidak mengandung
kecuali satu makna tentangnya.
Jadi Mujtahid (orang yang melakukan ijtihad) ialah orang
yang memiliki keahlian dalam hal ini. Ia adalah seorang yang hafal
ayat-ayat ahkam, hadits-hadits ahkam beserta mengetahui sanad-
sanad dan keadaan para perawinya, mengetahui nasikh dan
mansukh, ‘am dan khash, muthlaq dan muqayyad serta menguasai
betul bahasa Arab dengan sekira hafal pemaknaan-pemaknaan
setiap nash sesuai dengan bahasa al Qur’an, mengetahui apa yang
telah disepakati oleh para ahli ijtihad dan apa yang diperselisihkan
oleh mereka, karena jika tidak mengetahui hal ini maka
dimungkinkan ia menyalahi ijma’ (konsensus para ulama) para
ulama sebelumnya.
Lebih dari syarat-syarat di atas, masih ada sebuah syarat besar
lagi yang harus terpenuhi dalam berijtihad yaitu kekuatan
pemahaman dan nalar. Kemudian juga disyaratkan memiliki sifat
‘adalah; yaitu selamat dari dosa-dosa besar dan tidak membiasakan
berbuat dosa-dosa kecil yang bila diperkirakan secara hitungan
jumlah dosa kecilnya tersebut melebihi jumlah perbuatan baiknya.
Sedangkan Muqallid (orang yang melakukan taqlid; mengikuti
pendapat para mujtahid) adalah orang yang belum sampai kepada
derajat tersebut di atas.
Dalil bahwa orang Islam terbagi kepada dua tingkatan ini
adalah hadits Nabi shallallahu 'alayhi wasallam:
1