Page 7 - Masa-il-Diniyyah-Buku-Pertama_Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 7
diketahui bahwa sebagian sahabat Nabi ada yang pemahamannya
kurang dari para murid dan orang yang mendengar hadits darinya.
Pada lafazh lain hadits ini:
" هنم هقفأ يه نم لىإ هقف لماح برف "
“Betapa banyak orang yang membawa fiqh kepada orang yang lebih
paham darinya”. Dua riwayat ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan
Ibnu Hibban.
Mujtahid dengan pengertian inilah yang dimaksud oleh hadits
Nabi shallallahu 'alayhi wasallam:
هاور ( " رجأ هلف أطخأف دوتـجا اذإو نارجأ هلف باصأف مكالحا دوتـجا اذإ "
) يراخبلا
Maknanya: “Apabila seorang Penguasa berijtihad dan benar maka ia
mendapatkan dua pahala dan bila salah maka ia mendapatkan satu
pahala”. (H.R. al Bukhari)
Dalam hadits ini disebutkan Penguasa (مكالحا) secara khusus
karena ia lebih membutuhkan kepada aktivitas ijtihad dari pada
lainnya. Di kalangan para ulama salaf, terdapat para mujtahid yang
sekaligus penguasa, seperti para khalifah yang enam; Abu Bakr,
‘Umar, ‘Utsman, ‘Ali, al Hasan ibn ‘Ali, ‘Umar ibn ‘Abdul ‘Aziz,
Syuraih al Qadli dan lainnya.
Para ulama hadits yang menulis karya-karya dalam
Mushthalah al Hadits menyebutkan bahwa ahli fatwa dari kalangan
sahabat hanya kurang dari sepuluh, yaitu sekitar enam menurut
suatu pendapat. Sebagian ulama lain berpendapat bahwa ada
3