Page 12 - Masa-il-Diniyyah-Buku-Pertama_Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 12
نأ يرغ نم هدعب ابه لمع نم رجأو اهرجأ هلف ةنسح ةنس م٘سٕا في نس نم "
لمع نمرزوو اهرزو هِلع ناك ةئِس ةنس م٘سٕا في نس نمو،ءٌش مهريجأ صقنُ
) ملسم هاور " ( ءٌش مهروزوأ نم صقنُ نأ يرغ نم هدعب نم ابه
Maknanya : "Barang siapa merintis (memulai) dalam agama Islam
sunnah (perbuatan) yang baik maka baginya pahala dari perbuatan
tersebut juga pahala dari orang yang melakukannya (mengikutinya)
setelahnya tanpa berkurang sedikitpun pahala mereka, dan barang siapa
merintis dalam Islam sunnah yang buruk maka baginya dosa dari
perbuatan tersebut juga dosa dari orang yang melakukannya
(mengikutinya) setelahnya tanpa berkurang dosa-dosa mereka sedikitpun"
(H.R. muslim)
Contoh bagian pertama : Peringatan maulid Nabi shallallahu
'alayhi wasallam di bulan Rabi'ul awwal. Orang yang pertama kali
mengadakannya adalah raja al Muzhaffar penguasa Irbil pada abad
7 hijriyah. Pembuatan titik-titik dalam (huruf-huruf) al Qur'an oleh
Yahya bin Ya'mur, salah seorang tabi'in yang agung. Beliau adalah
seorang yang alim dan bertaqwa, perbuatan beliau ini disepakati
oleh para ulama dari kalangan ahli hadits dan lainnya, mereka
menganggap baik hal ini sekalipun mushhaf tersebut tidak
memakai titik saat Rasulullah mendiktekannya kepada para
penulis wahyu. Begitu pula ketika 'Utsman bin 'Affan menyalin dan
menggandakan mushhaf menjadi lima atau enam naskah tidak ada
titk-titik (pada huruf-hurufnya). Sejak saat pemberian titik oleh
Yahya bin Ya'mur itulah semua umat Islam hingga kini selalu
memakai titik dalam penulisan huruf-huruf al Qur'an. Apakah
8