Page 195 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 195

adalah Yang Maha Pengasih dan Maha PengamTrutt."'
                                                         (QS. Al-Hiir:491

                Aisyah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah  Saw. bersabda,
           "Allah  Sutt. menertauakan hamba yang berputus asa karena rahmat-
           Nya selalu  dekat dengannya."
                "Demi  ayah dan ibu, apa betul Allah Syt. tertawa,  ya Rasu-
           lullah?"  tanya Aisyah  r.a.
                "Demi Dzat yang diriku ad.a dalnm  kekuasaan-Nya,  sesungguhnya
           Allah Swt. terttuta."
                Aisyah kemudian mengatakanbahwa  seseor€mt  tidak diang-
           tap  orant baik apabila  dia tertawa.3s Tertawa  merupakan  sifat-
           sifat pekerjaan, yakni dengan menampakkan  keutamaan  seba-
           gaimana  ungkapan:  "Bumi tertawa knrena adanya  tumbuh-tum-
           buhan." Allah menertawakan hamba-hhmba-Nya  yant berputus
           asa karena menarnpakkan  keutamaan-Nya  yang mereka  tidak
           mampu melihatnya.
               Ada satu cerita, orant Majusi bertamu dan minta jamuan
           kepada Nabi Ibrahim  a.s.
               "Ya, asalkan engkau masuk  Islam, maka engkau akan
           kujamu," tawar Nabiyullah.
               "]ika saya masuk Islam? Maka mana  kedermawan€rnmu
           yang bisa engkau berikan kepadaku?" kata si Majusi. Setelah itu
           dia pergi. Allah Swt. menurunkan  wahyu teguran kepada Nabi
           Ibrahim a.s.,  "Wahai Ibrahim,  mengapa  engkau  tidakmemberikan
           makanan kecuali dengan menuntut  kepindahan  agamanya?  Aku
           Allah selama tujuh puluh tahun telah memberikannya makanan
           meski dia kafir. Engkau semalam  pun tidak bisa menjamunya,
           maka di mana konsistensimu  (sebagai nabi)?"



              sKarena
                      tertawa merupakan  tanda keridaan. Dengan demikian dia
           mengetahui  bahwa  Allah tidak akan dibahayakan  oleh kemaksiatan
          juga tidak diuntungkan  dengan ketaatan. Barangsiapa  berbuat taat,
           maka nilai keuntungan  ketaatarmya  kembali kepadanya. Barangsiapa
           berbuat maksiat kepada-Nya,  maka keielekanya  juga kembali  kepada
           dirinya sendiri.  Jika  bertobat,  maka janganlah berputus asa dari rahmat
           Allah.  Jika  putus asa dari rahmat-Nya, berarti dia adalah orang bodoh.


                                              hta*  Paa*ttat  Pa'* *1,4   ltl
                                      "talataz
   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200