Page 236 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 236

Yang dimaksud firman Allah Swt. yang menyatakan  bahwa
               "Dia aknn memberikan  rezeki kepada mereka dengan  rezeki yang baik"
               (QS. Al-Hajj: 58) adalah qana'ah. Menurut  Muhammad bin Ali
               At-Turmuzi,  yang dimaksud qana'ah adalah  jiwa yang rela ter-
               hadap  pembagian  rezeki yang telah ditentukan. Menurut  satu
               pendapat,  yang dimakstd qana'ah  adalah mentanggap  cukup
               dengan sesuatu yang ada dan tidak berkeinginan  terhadap sesuil-
               tu yang tidak ada hasilnya.  Wahab mengatakan,  "Kemuliaan  dan
               kekayaan  akan berkeliling mencari  teman. Apabila mereka telah
               menemukan  qana'ah,  maka mereka  akan menetap."  Menurut pen-
               dapat yang lain, barangsiapaymttqana'ahnya  gemuk, maka dia
               akan mencari makanan yang ada lemaknya. Barangsiapa  yant
               mengembalikan diri sendiri kepada Allah Swt. dalam segala hal,
               maka dia akan diberikan  rezeki.

                   Dalam  satu cerita dijelaskan bahwa Abu Hazim berjalan ber-
               tamu di rumah qaslslwb (seorang  penjagal) dengan membawa
               d.g  g y*g gemuk.  Qasltslwb  mengatakan,  "Ambillah  whhai Abu
               Hazim karena daging ini gemuk."
                   "Saya tidak membawa uang."

                   "Diriku lebih tahu daripada kamu."
                   Sebagian ulama pemah ditanya,  "Siapa  orang yang paling
               qana'ah?"  Kemudian dijawab, "Orang yang selalu memberikan
               pertolongan, meskipun  kekayaannya  sedikit." Di dalam kitab
               Zabur diungkapkan,  orang yarrgqatu'ah  adalah orang kaya mes-
               kipun serba kelaparan.  Menurut  satu pendapat,  Allah Swt. mele-
               takkan  lima hal ke dalam lima tempat. Pertama, kemuliaan  dalam
               taat. Kedua, kehinaan dalam maksiat. Ketiga, kehebatan dalam
               melaksanakan  salat malam. Keempat,  kebijaksanaan  dalam hati
               yang kosong. Kelima, kekayaan  dalam qaru'ah.
                   Ibrahim Al-Marastani  mengatakan, "Balaslah lobamu de-
               ngan qana'ah sebagaimana engkau  membalas musuhmu  dengan
               qishnsh (hukum potong atau bunuh)." Dzun Nun Al-Mishri  me-
               ngatakan, "Barangsiapa  menerima ketenangan  dari hasil peker-
               jaan, maka dia telah memberikan kenikmatan kepada semua
               orang."  Muhammad  Al-Kattani  juga mengatakan,  "Barangsiapa
               yang menjual loba dengan  qana'ah,  maka dia akan memperoleh
               kemuliaan  dan harga diri." Sebagian ulama mengatakan,

               222  S<da  7./a1   '/h4
                                     "@*l
   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241