Page 57 - Hadits-Jibril-Penjelasan-Hadits-Jibril-Memahami-Pondasi-Iman-Yang-Enam-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 57
40 | H a d i t s J i b r i l
ْفْدميزْويفْناكْتقوْفْيدبلأاْميزلأاْوملاكلْدميزْعاسم
ْناكْىسوموْ،للاْ ملعيْ ثيحْ عبسلاْ تاوسلاْ قوفْ ىوتسم
ْ افرشمْراصْمل سوْويلعْللاْىلصْانيبنْنإوْ،روطلاْفْوعاسم
ْعمتجتْلوْ،ةي لآاْكلتْفْروكذهداْيوذلإاْميلكتلاْماسقأْعيمبج
هاوسْبينلْْاذى
“Di antara yang dijadikan dalil oleh Ahlussunnah
bahwa Mi‟raj-nya Rasulullah ke arah atas hingga
hingga ke ketinggian di mana Rasulullah
mendengan Kalam Allah (yang bukan huruf,
suara dan bahasa) bahwa Allah tidak bertempat
pada arah tersebut; adalah bahwa Nabi Musa
juga mendengar Kalam Allah (yang bukan huruf,
suara dan bahasa) sebagaimana Nabi
Muhammad, tapi Nabi Musa bukan berada pada
tempat yang tinggi sebagaimana Nabi
Muhammad, ia berada di Tursina, dan Tursina
berada di bumi ini. Dari sini menjadi jelas bahwa
Allah ada tanpa tempat. Mendengar terhadap
Kalam Allah (yang bukan huruf, suara dan
bahasa) tidak haruskan bahwa Allah sendiri
berada pada tempat dan arah. Sifat-sifat Allah
tidak berada pada tempat. Allah telah
berkehendak pada azal untuk memperdengarkan
Kalam-Nya (yang bukan huruf, suara, dan
bahasa) terhadap Nabi Muhammad ketika Nabi
Muhammad berada pada suatu tempat yang
tinggi (yaitu ketika Mi‟raj), demikian pula Allah
telah berkehendak pada azal untuk