Page 69 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 69

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 67

               20. Ash-Shamt. Yaitu memperbanyak diam dari bicara. Menahan
                  lidah  dari  kata-kata  yang  tidak  berguna  sangat  membantu
                  dalam  menuai  keselamatan,  baik  keselamatan  di  dunia
                  maupun akhirat.
                          Dalam sebuah haditas, Rasulullah bersabda:

                                                 ِ
                                                       ِ
                                                             ِ
                                                                   ِ
                                                               ِ
                                                ِ
                   هاور(  تمصيل  ِ وأ  ار يخ  لق يْ ل ف  رخلآا  مو يلاو  للهبا  نمؤ ي  ناك  نم
                                                                    ْ َ َ
                                           ُ َ
                                                                             ْ َ
                                    ًَْ ْ َ
                                                                  ُ ُ
                  ُ ََ ْ ُ ْ َ
                                                       َْ َ
                                                                          ِ
                                                                        )يراخبلا
                                                                        ّ ُ ُ
                  “Siapa  yang  beriman  kepada  Allah  dengan  hari  akhir  -
                  dengan  keimanan  yang  sempurna-,  maka  hendaklah  ia
                  berkata-kata baik atau berdiam”. (HR. al-Bukhari).

                          Sebagain ahli tasawuf ketika ditanya tentang apa yang
                  paling  bisa  menjaga  seseorang  dari  berbagai  marabahaya
                  menyatakan  bahwa  hal  tersebut  adalah  lidahnya  sendiri.
                  Karenanya       seorang    manusia      berakal    akan     selalu
                  memperhitungkan  konsekuensi  dari  setiap  kata-kata  yang
                  akan diucapkan. Kecuali dalan keadaan yang dianjurkan atau
                  bahkan  diwajibkan  oleh  syari’at,  maka  berkata-kata  dalam
                  kondisi ini adalah sebuah keharusan.
                          Imam al-Qusyairi berkata:

                         “Diam  adalah  keselamatan.  Ini  adalah  dasar
                  pokoknya.    Namun      diam    juga   dapat   menyebabkan
                  penyesalan  jika  tidak  ada  perintah  untuk  itu.  Maka  yang
                  menjadi  tolak  ukur  dalam  berkata-kata  baik  dalam
                  memerintah  maupun  dalam  melarang  adalah  ketentuan
                  syari’at.  Benar,  berdiam  dalam  suatu  keadaan  adalah  di
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74