Page 89 - Flipbook Bu Ernawati Kearifan Lokal Mandar
P. 89

teman nya.)
            Kaco kende’  :  “Cicci’!!  mengapa  jadi  begini  mengapa  hanya
                              tradisi peputiq cina sehingga cinta kita kandas di
                              tengah jalan”.
            Cicci’         :  “Kaco’  itu  tak  kan  terjadi.  Aku  juga  tak  habis
                              pikir.  Aku  juga  sudah  tak  tahan  dengan
                              penderitaan seperti ini, bawah aku pergi ke ujung
                              dunia sekalian”
            Kaco Kende’  :  “Cicci’!!  apakah  engkau  sudah  memikirkan
                              akibatnya kalau kita ambil jalan pintas”?
            Cicci’         :  “Semuanya  sudah  ku  pikirkan  matang-matang,
                              apapun  resikonya  akan  kita  hadapi  bersama
                              walaupun nyawa taruhan nya”.
            Ba’du Samang  :  “Pecoai wandi dolo’ mi e’”.
            Kaco Kende’  :  “Jadi  apakah  penyelesaiannya  kita  harus  kawin
                              lari, sipalaiang atau……………….”?!
            Cicci’         :  “Atau  apa……………!!  Langkah  ini  sudah
                              sewajarnya  kita  tempuh,  kitakan  berusaha
                              menempuh  jalan  yang terbaik,  tapi karna hanya
                              peputiq cina lah yang menjadi penghalangnya”
            Puang To’dang  :  “Cicci’ buka pintu……………..!”
            Cicci’         :  “Tunggu  apalagi  kita  harus  lari  sekarang  juga,
                              cepat kaco”.
            Ba’dulu        :  “Bagaimana ini kaco’..”??
            Kaco Kende’  :  “Yah  apa  boleh  buat.  mua’  kindo  tammelorang
                              kama’  tammeturu  ara’  tammepatuangan  besomi
                              dai’ elo pua puatta”.
            Ba’du Samang  :  “Cepat Kaco” (berlari)
            Puang Bora’  :  “Masiri’ mi tau Puang, Cicci telah minggat dari
                              rumah”
            Puang To’dang  :  “Nanaeke  aluppas  mepasiri’,  kemana  pun
                              engkau, kamu tak kan lepas dari kejaranku”.
            Puang Sorai  :  “Eeh  puang  To’dang..!!  perraungoo  mai  jangan



            82 | Drama Berbasis Kearifan Lokal Mandar
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94