Page 20 - Buku Digital_Indrayani Safitri (2006101020058)
P. 20
PKI berusaha untuk mendapatkan citra yang positif
di depan Presiden Soekarno. PKI menerapkan strategi
"menempel" pada Presiden Soekarno. Secara sistematis,
PKI berusaha memperoleh citra sebagai Pancasilais dan
pendukung kebijakan-kebijakan Presiden Soekarno yang
menguntungkannya. Hal ini seperti apa yang
diungkapkan D.N. Aidit bahwa melaksanakan Manipol
secara konsekuen adalah sama halnya dengan
melaksakan program PKI. Hanya kaum Manipolis
munafik dan kaum reaksionerlah yang berusaha
menghambat dan menyabot Manipol. Ungkapan Aidit
ini merupakan suatu upaya untuk memperoleh citra
sebagai pendukung Soekarno.
PKI mampu memanfaatkan ajaran Nasakom yang
diciptakan Soekarno sebaik-sebaiknya, karena lewat
Nasakom inilah PKI mendapat tempat yang sah dalam
konstelasi politik Indonesia. Kedudukan PKI semakin
kuat dan respektabilitasnya sebagai kekuatan politik
sangat meningkat. Bahkan ketika Presiden Soekarno
akan membubarkan partai melalui penetapan presiden,
konsep awal disebutkan bahwa partai yang akan
dibubarkan adalah partai yang memberontak. Namun
dalam keputusan final, Presiden Soekarno meminta
ditambahkan kata "sedang" di depan kata
"memberontak", sehingga rumusannya berbunyi "sedang
memberontal arene para pemimpinnya turut dalam
pemberontakan....". Sesuai dengan rumusan itu maka
calon partai yang kuat untuk dibubarkan hanya Masyumi
dan PSI. Sebaliknya, PKI yang pernah memberontak