Page 25 - Buku Digital_Indrayani Safitri (2006101020058)
P. 25
mengambil jalan diplomasi aktif dan efektif yang
puncaknya dilakukannya Konferensi Asia Afrika.
Langkah ini cukup efektif dalam menggalang kekuatan
untuk menyokong perjuangan diplomasi Indonesia di
tingkat internasional yang memaksa Belanda
melunakkan sikapnya dan mau berunding bilateral untuk
menyelesaikan permasalahan Irian.
Karena jalan damai yang telah ditempuh selama satu
dasa wersa tidak berhasil mengembalikan Irian Barat,
pemerintah Indonesia memutuskan untuk menempuh
jalan lain. Upaya ini telah dilakukan Indonesia sejak
tahun 1957, jalan lain yang dilakukan adalah
melancarkan aksi-aksi pembebasan Irian Barat, dimulai
pengambilalihan semua perusahaan milik Belanda di
Indonesia oleh kaum buruh. Untuk mencegah anarki,
KSAD, Nasution, mengambil alih semua perusahaan
milik Belanda dan menyerahkannya kepada pemerintah.
Hubungan Indonesia-Belanda semakin memuncak
ketegangan pada 17 Agusus 1960, ketika Indonesia
akhirnya memutuskan hubungan diplomatik dengan
pemerintah Kerajaan Belanda.
Presiden Soekarno dalam pidatonya tanggal 30
September 1960 di depan Sidang Majelis Umum PBB
menegaskan kembali sikapnya tentang upaya
mengembalikan Irian Barat ke pangkuan RI. Dalam
pidato yang berjudul Membangun Dunia Kembali,
Soekarno menegaskan bahwa: