Page 26 - Buku Digital_Indrayani Safitri (2006101020058)
P. 26

"Kami telah berusaha untuk menyelesaikan masalah

               Irian Barat Kand telah berusaha dengan sungguh-


               sungguh  dan  dengan  penuh  kesabaran  dan  penuh


               toleransi dan penuh harapan Kami telah berusaha


               untuk  mengadakan  perundingan  perundingan

               bilateral Harapan lenyap, kesabaran hilang bahkan


               toleransi pun mencapai batasnya. Semuanya itu kini


               telah habis dan Belanda tidak memberikan alternatif

               lainnya, kecuali memperkeras sikap kami.” (Sketsa


               Perjalanan  Bangsa  Berdemokrasi,  Depkominfo


               2005)






               Pidato  Presiden  Soekarno  itu,  membawa  dampak


        kepada  dibuka  kembalinya  perdebatan  Irian  Barat  di


        PBB.  Usulan  yang  muncul  dari  perdebatan  itu  adalah

        agar pihak Belanda menyerahkan kedaulatan Irian Barat


        kepada  Republik  Indonesia.  Penyerahan  ini  dilakukan


        melalui PBB dalam waktu dua tahun. Usulan ini datang


        dari wakil Amerika Serika di PBB, Ellsworth Bunker.

        Usulan  itu  secara  prinsip  disetujui  oleh  Pemerintah


        Indonesia  namun  dengan  waktu  yang  lebih  singkat.


        Sedangkan  pemerintah  Belanda  lebih  menginginkan

        membentuk  negara  Papua  terlebih  dahulu.  Keinginan


        pemerintah  Belanda  ini  disikapi  Presiden  Soekarno


        dengan  "Politik  Konfrontasi  disertai  dengan  uluran


        tangan. Palu godam disertai dengan ajakan bersahabat".






               Setelah upaya merebut kembali Irian Barat dengan


        diplomasi  dan  konfrontasi  politik  dan  ekonomi  tidak


        berhasil,  naka  pemerintah  RI  menempuh  cara  lainnya
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31