Page 27 - Buku Digital_Indrayani Safitri (2006101020058)
P. 27
melalui jalur konfrontasi militer. Dalam rangka
persiapan kekuatan militer untuk merebut kembali Irian
Barat, pemerintah RI mencari bantuan senjata ke luar
negeri. Pada awalnya usaha ini dilakukan kepada negara-
negara Blok Barat, khususnya Amerika Serikat, namun
tidak membawa hasil yang memuaskan. Kemudian
upaya ini dialihkan ke negara negara Blok Timur
(komunis), terutama ke Uni Soviet.
Belanda mulai menyadari bahwa jika Irian Barat
tidak diserahkan ke Indonesia secara damai, maka
Iedonia akan menempuh dengan kekuatan militer.
Melihat perkembangan persiapan militer Indonesia,
Belanda mengajukan nota protes kepada PBB bahwa
Indonesia akan melakukan agresi. Belanda kemudian
memperkuat kedudukannya di Irian Barat dengan
mendatangkan bantuan dengan mengerahkan kapal
perangnya ke perairan Irian, di antaranya adalah kapal
induk Karel Doorman.
Perebutan kembali Irian Barat merupakan suatu
tuntutan konstitusi, sesuai dengan cita-cita kemerdekaan
Indonesia, 17 Agustus 1945. Oleh karena itu, segala
upaya telah dilakukan dan didukung oleh semua
kalangan baik kalangan politisi maupun militer. Oleh
karena itu, dalam rangka perjuangan pembebasan Irian
Barat, Presiden Soekarno, pada tanggal 19 Desember
1961, di depan rapat raksasa di Yogyakarta,
mengeluarkan suatu komando untuk berkonfrontasi
secara militer dengan Belanda yang disebut dengan Tri