Page 1 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901_tanpa tambahan-1-1-98
P. 1
Rev. 29 jan.
Kisah perjalananku,
SUPARDI, anak petani dari desa terpencil,
menjadi Perwira Tinggi TNI AD berpangkat MAYOR JENDERAL.
AUTOBIOGRAFI.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Supardi_(militer)
1
MASA KECILKU di desa BERSAMA ORANG TUA,
Menurut catatan bapak, aku lahir pada hari Kemis Pon, bulan Sapar (Jawa),
wuku Kuruwelut, tahun Jimawal, beberapa bulan setelah terjadi peristiwa
Proklamasi Kemerdekaan RI. Tidak ada catatan lain. Karena itu bisa jadi aku
diberi nama PARDI, nama yang sangat umum bagi anak petani desa sederhana,
diambil dari nama bulan kelahiranku, Sapar. Setelah masuk sekolah namaku
menjadi Supardi. Bahkan, sebagaimana lazimnya orang Jawa, setelah menikah
aku diberi nama tambahan, Suroatmojo. Suro, nama bapakku. Atmojo artinya
“anak dari”.
Setelah aku telusuri, hari Kemis Pon itu bertepatan dengan 27 Sapar 1887
(Jawa), atau 27 Shafar 1365 H. Apabila dikonversikan ke dalam kalender
Nasional, sama dengan 31 Januari 1946. Sayang pada waktu itu di desa,
1 Inilah nama-nama hari, pasaran, bulan, wuku dan tahun dalam kalender Jawa.
Hari (7) : Ngat, Senen, Seloso, Rebo, Kemis, Jemuah, Setu.
Pasaran (5) : Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon.
Bulan (12) : Suro, Sapar, Mulud, Bagdomulut, Jumadilawal, Jumadilakir, Rejeb, Ruah, Poso, Sawal, Dulkongidah, Besar.
Wuku (30) : Sinto, Landep, Wukir, Kuranthil, Tolu, Gumbreg, Warigalit, Warigagung, Julungwangi, Sungsang, Galungan, Kuningan,
Langkir, Mondhosiyo, Julungpujut, Pahang, Kuruwelut, Marakeh, Tambir, Medhangkungan, Maktal, Wuye, Manahil, Prangbakat, Bolo,
Wugu, Wayang, Kulawu, Dukut, Watugunung.
Tahun (8) : Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, Jimakir. Masa 8 tahun juga disebut satu windu.

