Page 9 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901_tanpa tambahan-1-1-98
P. 9
dari jenis padi yang ditanam. Untuk sawah tadah hujan hanya bisa ditanami
sekali dalam setahun.
Jenis padi favorit yang ditanam bapak di sawah adalah jenis rojo lele,
bengawan solo, atau arjuno disebut pari gadhu. Jenis sawah untuk ladang tadah
hujan disebut “pari gogo”.
Apabila musim panen tiba, rumah bapak dipenuhi dengan aneka macam hasil
panen. Agar cukup untuk menampung hasil panen, bapak membangun rumah
yang cukup besar. Ada tiga bangunan rumah utama, joglo di depan dan dua
limasan, di tengah dan belakang. Desain rumah sungguh sederhana, tanpa
kamar-kamar, karena fungsi utamanya adalah untuk menyimpan hasil panen.
Rumah berlantai tanah, berdinding papan bpurwodaerbentuk lawang dan
sebagian berdinding gedhek, beratap genteng.
Apabila panen sudah usai, rumah menjadi kosong. Rumah depan difungsikan
kembali sebagai tempat untuk menerima tamu atau kegiatan sosial lainnya.
Rumah tengah untuk tempat makan dan tempat tidur anak lelaki. Adapun
rumah belakang untuk tempat tidur bapak, simbok, dan anak perempuan, serta
untuk menyimpan benih dan bahan makanan cadangan.
Di samping bangunan utama, dibuat juga bangunan tambahan untuk dapur,
lesung dan lumbung. Demikian juga untuk hewan peliharaan, kerbau dan sapi
masing-masing dibuatkan kandang tersendiri.
Untuk mengerjakan lahan, selain mengupah orang, bapak memelihara kerbau
dan sapi, yang didayagunakan untuk membajak. Selain kerbau dan sapi, bapak
juga memelihara kambing dan ayam. Disamping untuk membantu pekerjaan,
hewan-hewan peliharaan itu juga diambil nilai tambahnya. Dari kerbau, sapi,
dan kambing, akan diperoleh tlethong, sebutan untuk kotoran kerbau dan sapi,
serta srinthil, kotoran kambing, untuk dijadikan pupuk kandang organik.
Waktu itu pupuk buatan pabrik masih langka, belakangan baru ada pupuk
UREA.
Hewan peliharaan itu juga merupakan tabungan, yang apabila sewaktu-waktu
bapak membutuhkan dana tunai yang cukup besar, bisa dijual. Adapun ayam
utamanya diambil telurnya, dan sesekali disembelih untuk lauk. Jika dipandang
bahwa tenaga dari kerbau dan sapi itu sudah melemah karena umur atau sebab
lain, maka akan dijual dan diganti dengan yang berumur lebih muda.
Apabila kerbau atau sapi tidak sedang didayagunakan untuk membajak,
pekerjaanku untuk menggembalakannya. Pekerjaan menggembala dilakukan di
sore hari. Pada hari Minggu atau hari libur sekolah, aku menggembala di pagi

