Page 5 - Ahmadi,dkk, 2019 ( Jurnal nasional 3).en.id
P. 5
Jurnal Pendidikan Fisika Yoga Ahmadi/Unnes 8 (1) (2019)
tes akhir terdistribusi normal. Hasil analisis uji penggunaan bahan ajar IPA berbasis etnosains
normalitas dapat dilihat pada Tabel 3. dapat meningkatkan hasil belajar afektif peserta
Tabel 3. Hasil Uji Kelayakan Bahan Ajar didik. Berdasarkan hasil analisis aspek afektif
Sumber Varias Hasil Belajar menunjukkan bahwa terdapat
Tes awal Postingan peningkatan hasil belajar peserta didik
x2hitung 4,526845 9.921464 dengan rata-rata N-gain sebesar 0,19. Namun
Dk 3 5 peningkatan tersebut masih masuk dalam
x2tabel 7,81 11,1 kategori “rendah”. Hasil tersebut menunjukkan
Kriteria Normal Normal bahwa aspek evaluasi peserta didik dalam aspek
Dalam pembelajaran terdapat tiga ranah afektif atau sikap masih belum baik.
domain yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Peningkatan hasil belajar afektif yang
Aspek kognitif dan psikomotorik sudah banyak masih dalam kategori “kurang” pada
dilaksanakan oleh para pendidik, sedang aspek penelitian ini disebabkan oleh beberapa hal
afektif masih kurang memperoleh perhatian seperti interaksi sosial yang masih kurang dari
seperti pada dua aspek lainnya (Sukanti, 2011). masing-masing peserta didik pada proses
Pengaruh bahan ajar IPA berbasis etnosains pembelajaran. Pada proses pembelajaran
yang dikembangkan terhadap kemampuan tidak hanya dilakukan penyampaian satu arah
afektif peserta didik dinilai berdasarkan angket saja melalui ceramah oleh pendidik, tetapi
yang diberikan kepada peserta didik sebelum juga ada sesi diskusi dimana peserta didik di
pertemuan pertama dan sebelum pertemuan bagi menjadi 8 kelompok dan melakukan
terakhir. Sebelum bahan ajar IPA diskusi untuk membahas dan menjawab
diimplementasikan, peserta didik diberi pertanyaan yang ada pada fitur uji
angket yang berisi pertanyaan ranah afektif kompetensi di bahan ajar etnosains yang
meliputi penerimaan, penanggapan, penilaian, dikembangkan. Peserta didik dengan tingkat
pengorganisasian, dan pembentukan pola interaksi sosial tinggi mampu mencapai hasil
hidup, untuk kemudian dikerjakan dan hasilnya belajar afektif yang tinggi, karena proses
di analisis sebagai nilai afektif pertemuan I. belajar mengajar disini yang menggunakan
Setelah pembelajaran menggunakan bahan ajar sistem diskusi antar peserta didik
etnosains diimplementasikan, peserta didik membutuhkan interaksi dan kemampuan
diberikan angket yang sama dan hasilnya di kooperasi yang tinggi,
analisis sebagai pertemuan II. Hasil belajar
afektif pertemuan I dan pertemuan II dapat 2015). Namun dalam pelaksanaan masih
dilihat pada Tabel 4. banyak peserta didik yang masih pasif dan
tabel 4. Hasil Uji Kelayakan Bahan Ajar kurang berinteraksi dengan peserta didik
No Data Hasil Belajar Kognitif lainnya, sedangkan pada beberapa butir
Pretest Posting pertanyaan afektif yang dibuat terdapat aspek
1 Rata-rata 57,71 76,97 partisipasi, penilaian, dan pembentukan sikap
2 Nilai Tertinggi 80 100 yang lebih menitikberatkan pada keaktifan
3 Nilai Terendah 13,33 53,33 peserta didik saat diskusi.
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas diketahui Selanjutnya peningkatan hasil belajar
bahwa rata-rata nilai hasil belajar afektif peserta afektif juga sebagai akibat dari tidak
didik pada Pertemuan I lebih tinggi dari nilai rata- praktikum pada saat pembelajaran karena
rata hasil belajar afektif Pertemuan II. Selain itu waktu yang terbatas, serta keterbatasan alat
nilai terendah dan nilai tertinggi dari peserta di laboratorium sekolah, sehingga peserta
didik pada kelas eksperimen dari pertemuan I ke didik tidak dapat menerapkan konsep yang
pertemuan II juga mengalami kenaikan. Hasil nyata. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
yang diperoleh membuktikan bahwa dilakukan oleh (Sulastri,
57

