Page 21 - Salinan dari Sampul Modul Ajar SKI Lembar Kerja Krem dan Coklat Ilustrasi _20250508_121406_0000.pdf
P. 21
3. Mengetahui perkembangan peradaban Islam. Awal berdirinya Abbasiyah menjadi
titik tolak kemajuan ilmu pengetahuan, budaya, dan ekonomi dalam dunia Islam.
4. Mengambil pelajaran dari konflik internal umat. Perubahan kekuasaan seringkali
diwarnai konflik sesama Muslim. Ini menjadi pelajaran tentang pentingnya menjaga
persatuan umat.
5. Belajar dari sejarah untuk masa kini, dengan memahami latar belakang berdirinya
Dinasti Abbasiyah, kita dapat menarik pelajaran untuk kehidupan berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat yang lebih adil dan bijak.
Rangkuman
Dinasti Abbasiyah berdiri pada tahun 132 H / 750 M setelah berhasil
menggulingkan Dinasti Umayyah melalui gerakan revolusi yang dipimpin oleh
Abu Muslim al-Khurasani. Pendirinya adalah Abu al-‘Abbas as-Saffah, keturunan
dari Abbas bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad saw. Dinasti ini
memindahkan pusat pemerintahan ke Baghdad yang kemudian berkembang
menjadi pusat ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Dukungan datang dari
kaum Syiah, Mawali (non-Arab), dan penduduk Khurasan.
Silsilah Dinasti Abbasiyah berasal dari Abbas bin Abdul Muthalib, kemudian
dilanjutkan oleh anak keturunannya seperti Abdullah bin Abbas, Ali bin
Abdullah, Muhammad bin Ali, Ibrahim al-Imam, hingga Abu al-‘Abbas as-Saffah
sebagai khalifah pertama. Total ada 37 khalifah yang memerintah dalam dinasti
ini, dari tahun 750 M hingga 1258 M. Beberapa khalifah terkenal antara lain Abu
al-‘Abbas as-Saffah, Abu Ja'far al-Manshur yang mendirikan kota Baghdad,
Harun ar-Rasyid yang memimpin pada masa keemasan Islam, al-Ma’mun yang
mendukung perkembangan ilmu pengetahuan, hingga al-Musta’shim sebagai
khalifah terakhir yang wafat dalam serangan Mongol.
Dari sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah, terdapat beberapa hikmah yang
dapat diambil. Di antaranya adalah pentingnya keadilan dalam kepemimpinan,
peran ilmu pengetahuan dalam membangun peradaban, arti penting persatuan
umat, keterlibatan bangsa non-Arab dalam pemerintahan, serta pelajaran bahwa
kejayaan tidak abadi dan harus dijaga dengan nilai-nilai Islam yang kuat.

