Page 24 - BUKU AJAR BAHASA INDONESIA KELAS XII - FARRAH, RAHMAH, RYANA
P. 24

Tentunya karena tokoh Minke merupakan tokoh yang terinspirasi dari tokoh
                        nyata, terdapat kesamaan unsur cerita antara Minke dan Raden Mas Djokomono Tirto
                        Adhi  Soerjo.  Pramoedya  menuliskan  tokoh  Minke  sebagai  tokoh  yang  menentang
                        budaya  Jawa  karena  menghambat  pemikiran  maju,  sedangkan  tokoh  Tirto
                        melepaskan semua ikatan dan tradisi Jawa sebagai seorang pribumi.

                               Tokoh  Minke  diceritakan  sebagai  tokoh  yang  memperjuangkan  keadilan
                        bangsa. Minke mendirikan Sarekat Prijaji yang bertujuan untuk memperjuangkan hak
                        anak-anak  Jawa  agar  memperoleh  pendidikan  Belanda.  Organisasi  itu  menerbitkan
                        sebuah koran mingguan bernama Medan Prijaji.

                               Sejarah  mencatat,  Tirto  pun  melakukan  hal  yang  serupa  dengan  Minke.
                        Sarekat  Prijaji  dibentuk  pada  tahun  1906  dan  organisasi  tersebut  menginisiasi
                        lahirnya surat Kabar Medan Prijaji pada tahun 1907 yang memberi pengaruh besar
                        bagi  pemerintah.  Surat  kabar  tersebut  kerap  memuat  kritik  dan  keluhan  rakyat
                        terhadap perlakuan kalangan priayi dan pemerintah kolonial.

                               Tokoh  Minke  merupakan  tokoh  nyata  yang  dikembangkan  secara
                        imajinatif─apa yang dialami Minke turut dialami oleh Tirto secara fakta. Sosok Tirto
                        Adhi Soerjo tidak  begitu tersorot  sejarah, namun  melalui Pramoedya Ananta Toer,
                        sosok Tirto Adhi Soerjo melalui tokoh Minke dalam tetralogi Buru semakin dikenal
                        dan diapresiasi.



                                       Tugas Mandiri



                               Berikut ini disajikan kutipan novel sejarah Arok Dedes karangan Pramoedya
                        Ananta Toer halaman 11-13.

                               Bacalah  dan  catatlah  informasi  penting  berupa  fakta-fakta  sejarah  dan
                        imajinasi  pengarang  yang  didapat  dari  kutipan  novel  sejarah  Arok  Dedes  berikut.
                        Temukan pula hal-hal menarik yang kalian dapatkan dari kutipan novel berikut!



                                                               Arok Dedes

























                               Pesta untuk rakyat, juga pesta di pekuwuan telah selesai. Tumapel mulai sunyi
                        dalam tengah malam. Dan dingin pancaroba membikin orang lari di bawah selimut
                        masing-masing.
                               Dalam Bilik Agung, Dedes berlutut menghadapi peraduan. Airmatanya telah
                        kering.  Tapi  dalam  hatinya    masih  juga  mengucur  tiada  henti.  Gede  Mirah  dan
                        Rimang tak mampu menghiburnya.





                                                                20
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29