Page 8 - Panduan Sentra
P. 8
Sentra membantu anak mendapatkan referensi itu, antara lain, dengan cara
stimulasi langsung menyangkut suatu aturan. Anak menjadi mengerti mengapa dan
untuk apa aturan itu dibuat. Contoh : pada saat main balok anak belajar memahami
bahwa balok digunakan untuk membangun. Jika balok digunakan untuk hal lain bisa
menimbulkan bahaya bagi diri sendiri maupun orang lain karena sifat dan bentuknya,
yaitu terbuat dari kayu dan mempunyai sudut.
Contoh lain, aturan agar anak berjalan jika berada dalam ruangan. Jika anak
berlari, maka bisa menimbulkan tabrakan, baik dengan orang maupun dengan benda-
benda. Anak diajak untuk menemukan bahwa berlari bisa dilakukan dilapangan
berumput, karena disana tidak banyak orang-orang maupun benda-benda dan jika dia
jatuh tidak akan berbahaya.
Salah satu elemen penting yang membedakan pendekatan sentra dan
pendekatan kelas tradisional adalah pengajaran tidak langsung (non direct teaching).
Pada program ini guru tidak menyuruh, tidak melarang dan tidak boleh marah pada
anak. Apapun yang dilakukan oleh anak itu muncul dari anak itu sendiri, guru dapat
membantu dengan memberikan pijakan pada anak. Pendekatan sentra menekankan
proses pembelajaran yang berpusat pada anak, sedangkan guru lebih berfungsi sebagai
motifator dan fasilitator.
Menurut Jean Piaget (1972), anak seharusnya mampu melakukan percobaan
dan penelitian sendiri. Guru, tentu saja bisa menuntun anak-anak dengan
menyediakan baha-bahan yang tepat, tetapi yang terpenting agar anak dalam
memahami sesuatu ia harus membangun pengertian itu sendiri. Ia harus
menemukannya sendiri.
Elemen ini penting karena dengan menemukan sendiri pengetahuannya melalui
pengalaman-pengalaman bermain yang menyenangkan, pengetahuan itu akan
memiliki akar yang kuat karena menyatu dalam proses pengembangan kemampuan
berpikir anak. Selain itu, seperti kata Holt (1964) : ‘’kita tidak mengetahu
pengetahuan apa yang paling diperlukan anak dimasa depan oleh karena itu, tidak
ada gunanya untuk mengajarkan sekarang. Sebaiknya kita membantu anak untuk
makin mencintai dan makin belajar sehingga dapat belajar segala sesuatu pada saat
membutuhkan’’.
Dalam pendekatan sentra, anak dirangsang untuk aktif belajar melalui kegiatan
bermain. Seluruh kegiatan pembelajaran berfokus pada anak sebagai subjek
[embelajar, sedangkan pendidik lebih banyak berperan sebagai motivator dan
fasilitatior dengan memberikan pijakan-pijakan (scaffolding). Pijakan itu dapat
digambarkan seperti dalam proses pengecoran bangunan bertingkat. Untuk
mendapatkan kondisi lantai bagian atas yang kokoh, diperlukan tiang-tiang
penyangga saat mencornya. Bila betonnya sudah keras, maka bangunannya telah
kokoh, tiang-tiang penyanggah dapat dilepas karena tidak dibutuhkan lagi.
2 Buku Panduan Pembelajaran Di TK/RA Berbasis Sentra