Page 218 - Modul IPS9 genap
P. 218
6. Perundingan Roem-Royen (7 Mei 1949)
Akibat Agresi Militer Belanda II, menimbulkan reaksi dan kecaman baik
dari dalam negeri maupun dunia internasional, barulah Belanda bersedia
mengadakan perundingan dengan Indonesia. Dala perundingan ini, Mr.
Moh Roem seabagai ketua delegasi mewakili Indonesia, dan Dr. J.H Van
Royen sebagai ketua delegasi Belanda. Sedangkan sebagai mediator
perundingan adalah Marle Chohcran dari UNCI. Hasil dari perundingan
ini adalah menghentikan perang gerilya dan Indonesia-Belanda
bekerjasama dalam memelihara ketertiban dan keamanan. Kembalinya
pemerintah RI ke Yogjakarta dan bersedia turut serta dalam Konfrensi
Meja Bundar yang akan dilaksanakan. Meskipun tidak memuaskan banyak
pihak, tetapi itulah hasil optimal yang dapat diperoleh. Akhirnya, pada
tanggal 27 Desember 1949 dilakukan penyerahan kedaulatan dari Belanda
kepada RIS
7. Konferensi Inter-Indonesia (30 Juli 1949)
Sebelum pelaksanaan Konferensi Meja Bundar (KMB) diadakan
Konferensi Antar Inonesia yaitu Republik Indonesia dengan BFO
(Bijenkomstvoor Federal Overleg) atau Badan Permusyawaratan Federal.
Mula-mula diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 19 – 22 Juli 1949.
Kemudian dilanjutkan di Jakarta pada tanggal 30 Juli 1949. Keputusan
penting antara lain :
a. BFO mendukung tuntutan Republik Indonesia
b. Negara yang akan dibentuk nanti dinamakan RIS
c. RIS tetap memakai Sang Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia
Raya dan memakai Bahasa Nasional Bahasa Indonesia
d. Tanggal 17 Agustus tetap di jadikan “Hari Kemerdekaan”
e. APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) adalah
angkatan perang nasional
f. TNI menjadi inti APRIS
Modul PJJ Mata Pelajaran IPS - Kelas IX Semester Genap 199