Page 213 - Modul IPS9 genap
P. 213

Mook  selaku  Wakil  Gubernur  Jenderal  Hindia  Belanda,  sedangkan
                                delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir.
                                Tujuan  Inggris  mengadakan  pertemuan  tersebut  adalah  untuk
                                mempertemukan pihak Indonesia dan Belanda dan menjelaskan maksud
                                kedatangan  tentara  Sekutu  ke  Indonesia.  Akan  tetapi,  pertemuan  ini
                                berakhir tanpa hasil apa pun.


                             2.  Perundingan dengan Belanda (10 Februari 1946)

                                Panglima AFNEI (Letnan Jenderal Christison) memprakarsai pertemuan
                                Pemerintah RI dengan Belanda untuk menyelesaikan pertikaian Belanda
                                dan  RI.  Serangkaian  perundingan  pendahuluan  di  lakukan.  Archibald
                                Clark Kerr dan Lord Killearn dari Inggris bertindak sebagai penengah.
                                Perundingan  dimulai  pada  tanggal  10  Februari  1946.  Pada  awal
                                perundingan,  H.J.  van  Mook  menyampaikan  pernyataan  politik
                                pemerintah Belanda. Kemudian ada tanggal 12 Maret 1946, pemerintah
                                Republik Indonesia menyampaikan pernyataan balasan.


                             3.  Perundingan di Hooge Veluwe (14–25 April 1946)

                                Setelah    beberapa     kali   diadakan     pertemuan     pendahuluan,
                                diselenggarakanlah perundingan resmi antara pemerintah Belanda dengan
                                Pemerintah RI untuk menyelesaikan konflik. Perundingan dilakukan di
                                Hooge  Veluwe  negeri  Belanda  pada  bulan  April  1946.  Namun
                                Perundingan  ini  mengalami  kegagalan,  karena  Belanda  menolak  untuk
                                mengakui secara de facto wilayah RI yang terdiri atas Jawa, Madura, dan
                                Sumatra.  Belanda  menyodorkan  ikatan  kenegaraan  dengan  RI  sebagai
                                bagian  suatu  federasi.  Oleh  karena  belum  diperoleh  kesepakatan,
                                Indonesia  dan  Belanda  kembali  merencanakan  perundingan  dengan
                                Indonesia.

                                Perundingan ini di bawah pengawasan UNCI (United Nationd Commision
                                for Indonesia) atau Komisi PBB untuk Indonesia. Tanggal 17 April – 7
                                Mei  1949,  perundingan  pendahuluan  di  Jakarta  delegasi  Indonesia
                                dipimpin oleh Mr. Moh. Roem dan delegasi Belanda dipimpin oleh Dr.
                                Van  Royen.  Tanggal  7  Mei  1949  Perundingan  Roem  Royen
                                ditandatangani. Hasil Perundingan antara lain :

                                    a.  Penghentian perang gerilya

                                    b.  Pemimpin-pemimpin RI dikembalikan ke Yogyakarta










    194                       Modul PJJ Mata Pelajaran IPS - Kelas IX Semester Genap
   208   209   210   211   212   213   214   215   216   217   218