Page 32 - BUKU 2. PPR INDUSTRI TK. 1
P. 32
BAB III MEMBANGUN BUDAYA KESELAMATAN
Dalam usaha peningkatan budaya keselamatan, sebagian negara menggunakan
pendekatan ilmu sosial, dan sebagian lagi menggunakan pendekatan sistem
manajemen mutu. Secara konsensus, dalam membangun budaya keselamatan ada
keseimbangan dari ilmu sosial dan sistem manajemen mutu. Banyak ciri budaya
keselamatan yang kuat diakui sebagai good practices dalam bidang keselamatan
seperti dalam industri dan penerbangan.
Konsep mewujudkan budaya keselamatan memerlukan pendekatan top-down dan
bottom-up. Walaupun demikian, perubahan dalam budaya ini harus tumbuh dari
segala arah, konsisten, dan visi pimpinan menjadi sangat penting. Agar manajemen
perubahan dapat berhasil, maka kerja sama dan komunikasi dua arah sangat
penting pada semua tingkatan dalam organisasi. Komunikasi yang terbuka dan jujur
bergantung pada pembangunan kepercayaan dalam organisasi.
Dalam mewujudkan budaya keselamatan, sistem manajemen organisasi memiliki
tanggung jawab:
• memastikan pemahaman yang sama tentang aspek utama budaya
keselamatan;
• menyediakan kemudahan kepada organisasi untuk mendukung tim dan
perorangan dalam melaksanakan tugas dengan mempertimbangkan
interaksi antara perorangan, teknologi, dan organisasi;
• menumbuhkan sikap bertanya dan belajar di semua tingkat organisasi;
• menyediakan kemudahan kepada organisasi untuk secara
berkesinambungan mengembangkan dan memperbaiki budaya
keselamatan.
A. Indikator Budaya Keselamatan
Budaya keselamatan dapat diamati pada suatu organisasi maupun individu melalui
semua jenis aktivitas pada semua tingkatan.
Pengantar Budaya Keselamatan, DPK – BRIN, 2023 | 7