Page 37 - BUKU 2. PPR INDUSTRI TK. 1
P. 37
lain, terutama masalah teknis dan penyelenggaraan yang baik.
i. Keselamatan, biaya dan produktivitas dipandang sebagai sisi yang
berseberangan. Keselamatan dianggap memerlukan biaya lebih tinggi dan
mengurangi produksi.
j. Hubungan organisasi tersebut dengan badan pengawas, pengguna jasa,
pemasok dan kontraktor masih berjarak, karena adanya pendekatan yang
hati–hati untuk menimbulkan kepercayaan.
k. Orang dihargai atas pencapaian tujuannya, kurang mempertimbangkan
hasil jangka panjang atau akibatnya.
l. Hubungan antara pegawai dan pimpinan/manajemen kurang harmonis,
dengan kurangnya rasa percaya dan hormat.
m. Adanya peningkatan kesadaran akan timbulnya masalah dari dampak
budaya di tempat kerja. Peningkatan pengawasan tidak memberikan hasil
yang diharapkan dalam kinerja keselamatan.
3. TAHAP III : Kinerja Keselamatan Dapat Senantiasa Ditingkatkan
Organisasi pada tahap III ini sudah menerapkan gagasan untuk terus menerus
meningkatkan dan melaksanakan konsep untuk meningkatkan kinerja
keselamatan. Ada penekanan kuat terhadap komunikasi, pelatihan, gaya
kepemimpinan dan meningkatkan efesiensi dan efektivitas setiap orang
dalam organisasi agar dapat berperan serta. Beberapa perilaku dalam
organisasi yang mendukung adanya peningkatan sangat terasa, tetapi juga
ada perilaku yang menghalangi/menghambat timbulnya kemajuan. Akibatnya
organisasi mengerti dampak perilaku terhadap keselamatan.
Tingkat kesadaran yang tinggi dan tindakan–tindakan yang diambil selalu
untuk meningkatkan perilaku tersebut. Organisasi seperti ini bersedia
membantu organisasi lainnya. Ciri organisasi pada tahap ini sebagai berikut :
a. Organisasi mulai berorientasi strategis pada jangka waktu lebih
panjang, mengatasi masalah dan mengidentifikasi akar masalahnya.
12 | Pengantar Budaya Keselamatan, DPK – BRIN, 2023